Senin, 31 Desember 2012

Wahabi, Siapakah Yang Kalian Bela?

Bagi orang yang memiliki dua mata yang mampu memandang kebenaran, cobalah buka  kedua matamu pasti kamu akan mengetahui bahwa Wahabiyah adalah pendukung pertama penjajahan barat terhadap negara-negara Islam. Tidak sampai di sini saja, apabila kamu mengikuti sejarah Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pemimpin Wahabiyah setelahnya, kamu tidak akan pernah menemukan upaya nyata mereka dalam mensejahterakan umat, menegakkan keadilan, mencegah kedzaliman dan melawan kebodohan. Juga andil mereka dalam upaya perdamaian dan kesejahteraan.
Tidak akan kamu temukan dalam sejarah mereka kecuali pengkafiran terhadap umat Islam dan tuduhan syirik, mewajibkan untuk memerangi mereka serta menghalalkan darah dan harta mereka.  Dalam diri mereka yang ada hanyalah aqidah tajsim, tasybih, kufur, sesat dan pengingkaran ziarah makam Rasulullah dan makam orang-orang yang shalih untuk bertabarruk, dan pengkafiran terhadap orang yang mengatakan: “Wahai nabi pembawa rahmat mintakan syafaat untukku kepada Allah!!”. Dan mengingkari perayaan maulid nabi yang mulia seperti yang telah biasa dilakukan oleh kalangan ahlussunnah, mengharamkan membaca al Qur’an bagi umat Islam yang telah meninggal dunia, inilah rutinitas mereka tidak ada yang lain.
Inilah satu-satunya tujuan mereka dengan kedok agama mereka menumpahkan darah umat Islam yang tidak berdosa, menghalalkan yang haram, dan menyebarkan fitnah demi fitnah. Sungguh licik hati mereka penuh dengan kedengkian dan kebencian serta suka membuat masalah pada umat.
Bahkan, mereka jadikan barat sebagai qiblat dan mereka dukung para penjajah untuk menginjak-injak martabat negara-negara Arab dan Islam. Mereka adalah kepanjangan tangan musuh-musuh Islam yang dengan semaunya mereka permainkan Islam.
Sedangkan permusuhan Wahabiyah kepada umat Islam secara gamblang bisa dilihat dari fatwa Nashiruddin al Albani ketika memberikan fatwa kepada penduduk palestina dengan mewajibkannya keluar dari Palestina, apa kemaslahatan dari ini semua? Dan untuk siapa kita tinggalkan Palestina jika kita mewajibkan penduduknya meninggalkan Palestina? Berapa harga fatwa ini? Orang yang cerdas adalah orang yang memahami isyarat ini. Siapa yang membayar al Albani untuk fatwanya ini???
Inilah kenyataan dari apa yang telah mereka dilakukan, atau yang sedang mereka lakukan juga rencana busuk mereka di masa  mendatang.
Wahabiyah mengklaim bahwa mereka hanya mengikuti Nabi dan tidak membuat bid’ah. Aqidah mereka yang telah kita paparkan bersumber dari kitab-kitab mereka adalah saksi kebohongan mereka, jelas mereka pembuat bid’ah dalam aqidah. Dalam sebagian aqidah Wahabi mengikuti Yahudi, Fir’aun dan Hamman terbukti mereka berhujjah dengan aqidah orang-orang ini. Bahkan dalam hal menetapkan arah, batasan, tempat, duduk, bergerak, diam, berat, timbangan, lisan, mulut kepada Allah, mereka mengambil pernyataan Yahudi, Fir’aun dan Hamman. Juga Aqidah Wahabi yang mengatakan Allah berada di atas Arsy dengan dzat-Nya, di langit dengan dzat-Nya, Allah memiliki kursi di setiap langit untuk tempat dudukNya.
Kami menantang mereka, apakah mereka siap untuk menunjukkan siapa yang mereka ikuti dalam hal itu? Apabila mereka berbicara atau menulis tidak ada yang diikuti oleh mereka dalam hal itu  kecuali Fir’aun, Hamman, Yahudi dan Musyabbihahsebagaimana hal itu terlihat jelas, sejelas matahari di siang bolong yang tidak terhalang mendung. Apabila kita
beri waktu dari sekarang hingga dunia berakhir mereka tidak akan mampu untuk membuktikan satu hurufpun apa yang mereka selewengkan bahwa hal itu berdasarkan sabda Nabi, pendapat para sahabat, tabi’in atau dari seorang mujtahid Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Jadi Aqidah Wahabiyah adalah aqidah  yang rapuh bahkan lebih rapuh dari sarang laba-laba. Tidak ada panutan mereka kecuali orang-orang bodoh dan kafir yang telah Allah kehendaki bahwa mereka sesat menyesatkan serta tidak ada cahaya dalam hati-hati mereka. Jadi Wahabiyah adalah pembawa bid’ah dan bukan muttabiah (orang yang mengikuti nabi).
(Fadhoih al-Wahabiyah – Syaikh Fathi al-Mishri. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam buku berjudul “Radikalisme Sekte Wahabiyah”)

Rabu, 26 Desember 2012

Fenomena Kiamat



Bismillahhirrahmannirrahim
Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Segala puji bagi Allah, pencipta dan pengatur tunggal alam semesta dan hanya kepadaNya lah kami memohon pertolongan atas suskses segala urusan, baik yang menyakut urusan duniawi maupun ukhrawi. Amiiiin
Shalawat salam dan berkah Allah, tateplah kepada manusia teladan dan mulian Baginda Rasulallah Muhammad saw yang sanggup membimbing manusia di dunia dan di akherat kelak, Demikian pula kepada para keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan beliau hingga hari kiamat.
Semoga rahmat dan kemulian diberikan Allah kepada guru kami tercinta Al Habib Husen Assegaf
Pada tahun 2012 dihebohkan dengan fenomena datangnya hari kiamat khususnya pada bulan desember dan lebih khusus tanggal 21 desember 2012 menurut kalender suku maya, yang jelas suku tersebut tidak islam dan kafir, tapi tidak sedikit orang-orang yang mengaku islampun ikut terjebak dalam fenomena tersebut.
Untuk memperjelas fenomena kiamat menurut islam, akan saya sajikan tentang bab kiamat yang bersumber dari Hadits yang lebih valid daripada ramalan suku maya yang tidak bias dipertanggung jawabkan;
Dari  Hudzaifah katanya: “Ada orang bertanya kepada beliau saw, katanya “Ya Rasul, kapan terjadinya hari kiamat? Jawab beliau “Yang ditanya belum tentu melebihi yang bertanya, tetapi ada tanda-tandanya yaitu : “Banyaknya pasar hingga setiapnya sepi, banyak hujan tapi langka buah-buahan, meratanya harta riba dan banyak anak zina, orang kaya dipuja-puja, suara orang fasik bebas di mesjid, yang hak selalu dikalahkan yang bathil, lalu ia bertanya “Wasiat apakah darimu Ya Rasul? Jawab belia “Larilah, demi keselamatanmu (agamamu), atau seperti tikar tua dirumahmu”.
Dari Ibnu Umar, katanya: “Hari kiama tidak akan tiba, hingga satu keluarga berkumpul di (suatu tempat) hidangan makan, diantara mereka saling mengetahui, mana mukmin mana kafir. Ketika ditanya: “Kenapa itu? Jawabnya: “Dabbah bumi akan muncul dan mengusap setiap manusia (ditempatnya), usapan kepada orang mukmin berupa titik putih dimukanya, dan merata sedang orang kafir berupa usapan titik hitam dan merata kemukanya (menjadi hitam seluruh mukanya). Sehingga mereka (ketika jual beli di pasar) berkata: Kenapa kau jual seperi ini hai mukmin? Atau sebalik kenapa kau ambil itu hai kafir? Dianta mereka tidak saling menegur (yakni tiada penyesalan dikatakan seperti itu)”.
Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda bahwa : “Tidak akan tiba hari kiamat, hingga matahari terbit dari barat, saati itu semua masyarakat dunia menyatakan beriman, tetapi tidan berguna imannya (jika sebelumnya tidak beriman), atau beramal baik dalam imannya (yakni setelah itu baru akan beramal baik, maka tiada guna baginya) “. (Al Hadits).
Allah berfirman :
“Ketika ketentuan Allah telah datang atas mereka, maka Kami keluarkan hewan Dabbah dari bumi, yang mengatakan kepada mereka bahwa “Manusia tidak lagi meyakini ayat-ayat Kami”. (Naml 82)
Dari Abu Huarairah, Baginda Nabi saw bersabda : “Para Nabi itu saudara seayah, dan ibunya berbeda, agama mereka satu, sedangkan yang terdekat dengan Nabi Isaputra Maryam, akulah orangnya, diantara dia denganku tidak ada pemisah seorang nabipun, dan ia akan menjadi khalifah bagi umatku, kedatangannya (di bumi) akan memusnahkan babi, membanting salib (menghancurkannya), memberantas cukai, dan mendamaikan masyarakat dunia (menghentikan peperangan dengan segala persenjataannya), setelah itu dunia merasakan damai, kebenaran benar-benar ditegakkan kembali sesudah dikibuli penganiayaan, sampai sampai singa hidup rukun dengan onta, macan dengan sapi, srigala dengan domba, dan anak kecil merasa aman dari ular”.
Berkat Ibnu Umar: “Nabi isa putra Maryam akan turun ke bumi, siap perang menghadapi Dajjal dan pasukannya (Yahudi), saat berkecamuknya perang diantara mereka, Dajjal melihatnya (Nabi Isa as) mencair seperti caitan lemak, akhirnya dengan demikian Dajjal tewas dalam peperangan melawan Nabi Isa dan pasukan Dajjal (orang-orang Yahudi) hancur berantakan, tunggang langgang melarikan diri, berlindung dibalik batu-batuan, tetapi batu-batupun tidak rela dibuat perlindungan, akhirnya melaporkannya kepada pasukan muslim, katanya: “Hai tentara muslim dibalik punggungku bersembunyi pasukan terkutuk (Yahudi), bunuhlah mereka”.
Masih banyak penjelasan dari Baginda Rasul yang tidak mungkin saya tulis semua, kiranya itu saja sudah cukup jelas untuk menyikapi dan mementah ramalan dari suku maya tersebut, dan propaganda Yahudi untuk menakuti umat manusia khususnya umat islam.
Bagi orang yang masih mengaku islam dan beriman kepada Allah dan Rasulallah Muhammad saw kiranya lebih percaya nubuah Nabi saw yang mulia dari pada percaya kepada ramalan suku maya.
Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah keimanan kita supaya lebih kokoh dan meningkatkan ketaqwaan kita sebenar-benarnya kepada Allah swt.
WALLAAHHUL MUWAAFIQ WALLAAHHU A’LAM
Wassalam
Muhammad Fathoni

Menyikapi Perayaan Tahun Baru



Gemerlap lampu dan hiasan menghiasi perumahan, pusat perbelanjaan dan seluruh media-media massa.  Ribuan terompet dan petasan disiapkan, hiburan-hiburan disajikan, ribuan manusia berkumpul menunggu detik-detik akhir tahun 2012. Itulah suasana yang kita jumpai pada event tahunan malam pergantian tahun.
Sebagai seorang muslim, bagaimanakah kita menyikapi fenomena ini?
Bolehkah kita berbaur dan ikut merayakan ceremony semacam ini?
Agar bias memahami serta meyikapinya dengan bijak, obyektif dan sesuai syariah islam, mari kita tela’ah masalah ini secara tuntas. Sekilas tentang tahun masehi. Penetapan awal tahun masehi merujuk pada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiran Nabi Isa As (walaupun hal ini sama sekali tidak pernah terbukti). Selain masehi, istilah lain untuk kalender ini adalah Christ (Inggris: Kristus), Common Era (CE) dan Anno Domini (Latin: Tahun Tuhan Kita). Dan untuk menyebut tahun sebelum mashi biasanya digunakan istilah Before Christ (BC), Before Common Era (BCE), atau Sebelum Masehi (SM).
Asal usul kalender masehi diambil dari kalender kuno bangsa Romawi, awalnya orang Romawi Cuma punya sepuluh bulan yaitu: 1. Martius (Maret), 2. Aprilis (April), 3. Maius (Mei), 4. Junius (Juni), 5. Quintilis (Juli), 6. Sextilis (Agustus), 7. September (September), 8. October (Oktober), 9. November (Nopember), 10. December (Desember). Martius  artinya Dewa Mars, Maius artinya Dewa Maya, Junius artinya Dewa Juno. Kemudian Aprilis diambil dari kata Apreriri (cuaca yang nyaman dimusim semi), sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, October, November, dan December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Quintrilis berarti bulan kelima, Sextilis bulan keenam, September bulan ketujuh, October bulan kedelapan dan December bulan kesepuluh.
Kalender yang terdiri dari sepuluh bulan ini akhirnya berkembang menjadi 12 bulan, dengan penambahan bulan Januari us yang diambil dari nama dewa Janus yang memiliki dua muka, kedepan dan kebelakang, jadi mampu melihat masa lampau dan masa depan, oleh karena itu dijadikanlah Januari sebagai awal tahun. Ditambahkan juga Februari yang diambil dari upacara Februa, semacam upacara bersih-bersih desa untuk menyambut musim semi. Banyak kekacauan yang terjadi gara-gara penambahan ini. Bisa kita buktikan, bulan Quintrilis yang artinya bulan kelima gara-gara penambahan ini menjadi bulan ketujuh, Sextilis bulan keenam jadi kedelapan, September bulan ketujuh menjadi kesembilan dt. Bukan hanya itu, gara-gara tidak ada aturan yang jelas, seperti aturan kabisat dll, kalender ini banyak meleset. Sampai akhirnya di tahun 47 sm, kemlesetannya itu mencapai tiga bulan.
Dalam kunjungannya ke Mesir pada tahun 47 SM, Julius Caesar sempat menerima anjuran dari Sosigenes ahli perbintangan Mesir untuk memajangkan tahun 46 SM menjadi 445 hari dengan menambah 23 hari pada bulan Februari dan menambah 67 hari antara bulan November dan Desember. Bukan hanya itu, Julius Caesar juga membuat aturan baru mengenai kalender Romawi, yaitu bahwa satu tahun ada 365 hari dan setiap empat tahun sekali umur tahun bukan 365 akan tetapi 366 hari dan disebut tahun Kabisat. Setelah tahun itu perjalanan tahun kembali cocok dengan musim, untuk menghargai jasanya maka bulan ketujuh, Quintrilis diganti menjadi bulan Julio atau sering kita sebut dengan nama Juli. Kemudian untuk mengenang Kaisar Agustus bulan kedelapan Sextilis diubah menjadi Agustus. Perubahan itu diikuti dengan menambah umur bulan Agustus menjadi 31 hari, karena sebelumnya bulan Sextilis umurnya 30 hari saja, penambahan satu hari itu diambilkan dari bulan Februari, karena itulah bulan Februari umurnya hanya 28 hari atau 29 hari pada tahun kabisat. Kalender Julian yang sudah kelihatan apik ini lama kelamaan kelihatan meleset juga, kalau dulu musim semi mindur sampai 3 bulan sekaran mengalami percepatan beberapa hari. Kemelesetan itu terjadi sebab revolusi bumi yang dikira 365.25 hari, ternyata sebenarnya 365 hari 5 jam 56 detik kurang beberapa detik, meski berbeda hanya beberapa menit setahun akan tapi jika berjalan ratusan tahun akhirnya menjadi Nampak jelas perbedaannya. Untuk mengatasinya, Paus Gregious XIII pimpinan Gereja Katholik di Roma pada tahun 1582 melakukan koreksi dan membuat beberapa keputusan. Pertama: angka tahun yang diakhiri dua nol jika tidak bias dibagi 400 maka bukan lagi tahun kabisat. Kedu:  karena darurat tahun 1582 ada pengurangan 10 hari, pada Oktober 1582, setelah tanggal 4 Oktober langsung ke tanggal 14 Oktober. Oleh karena itu kita tidak akan pernah menjumpai tanggal 5 – 13 Oktober 1582 dalam kalender Masehi. Ketiga: 1 Januari kembali ditetapkan sebagai tahun baru, setelah sebelumnya rahib Katholik, Dionisius Exoguus di tahun 527 M menetapkan 25 Maret sebagai tahun baru karena dia meyakini bahwa Nabi Isa AS (Yesus) lahir pada tanggal 25 Maret dipermulaan musim semi. Begitulah kalender ini berjalan hingga kini.
Hukum merayakannya?
Sudah Nampak jelas, bahwa ternya 1 Januari itu merupakan salah satu rangkaian hari raya kaum Kristiani yang ditetapkan oleh Paus Gregious XIII di tahun 1582, nama tahunnya saja Anno Domini (Latin: Tahun Tuhan Kita). Jika seperti itu pantaskah sebagai Muslim kita ikut merayakannya?
Orang Romawi kuno saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, Dewa Pintu dan semua permulaan. Dengan demikian umat Islam yang merayakan tahun baru sama saja dengan ikut merayakan salah satu hari raya kaum Kristiani. Padahal Rasullah bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka orang tersebut akan digolongkan bersama yang diserupai”.
Kesimpulannya, sebagai seorang Muslim kita mempunyai tugas untuk mengangkat tinggi Syi’ar Islam, dengan mengamalkan Syari’at Islam, menghidupkan sunnah-sunnah Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari dan kita biasakan menyebut nama bulan dengan bulan-bulan Islam.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua. Amin

Sumber : Lembaga Pendidikan dan Pengkajian Islam Ma’had Ahbaabul Mushthofa Lil Khairaat Sulawesi Utaraoleh Ust Yasir Bachmid