Minggu, 06 Februari 2011

TENTANG KAMI

MAJELIS AL ADZKAR
Pembina dan Murysid : Al-Mukarom Al-Habib Husen bin Muhammad      Aseggaf
Ketua Majelis       : Fahri Lasasi
Tempat              : Pondek Pesantren Al-Khairaat Komo Luar Lingk-III Manado Sulut
Kegiatan Rutin      : Setiap Malam Sabtu (Dzikir, Pembacaan Maulid, Bedah kitab secara interaktif

===================================

PENGUMUMAN UNTUK SEMUA JAMAAH

PADA TANGGAL 15 FEBRUARI 2011 / 12 RABI'UL AWAL 1432 H MAJELIS AL ADZKAR MENGUNDANG UNTUK MENGHADIRI PERAYAAN DAN PERINGATAN MAULID NABI KITA JUNJUNGAN KITA AL SYAYID WA MAULANA MUHAMMAD SAW DENGAN ACARA PEMBACAAN MAULID DAN TAUSIYAH

Tentang Melaksanakan Sunnah Rasul SAW

      Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Malik, Rasul saw bersabda :
"Sudah kutinggalkan dua pusaka berbobot untuk kalian, pasti kalian tidak akan tersesat (dengan catatan) terus berpegang teguh dengannya yaitu : Kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnahku (hadits-hadits Nabi Saw".

     Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Rasul saw bersabda : "Amalan sedikit adalah sangat baik (ketika sesuai dengan sunnah Rasul), daripada banyak tetapi bid'ah dan setiap bid'ah (tidak sesuai dengan sunnah Rasul) pasti sesat dan setiap kesesatan di neraka tempatnya".

     Hanya ucapan saja tanpa pelaksanaan adalah tidak baik, dan ucapan disertai pelaksanaanpun tidak baik, kecuali disertai dengan niat (tujuan baik), demikian pula "UCAPAN, PELAKSANAAN dan NIAT" masih belum dianggap baik, jika tidak sesuai dengan "SUNNAH RASUL"(demikian kata Hasan).

    Dari Ma'qil Yasar, Rasul saw bersabda : "Ada dua manusia, yang tidak mungkin memperoleh syafaatku, yaitu :
1. Penguasa (pimpinan) yang memberikan undang-undang (peraturan) sangan memberatkan rakyatnya (menganiaya)
2. Orang yang melampaui batas dalam agama, sampai menyimpang dari SUNNAH RASUL

    Ubay Ka'ab dalam nasehatnya sbb :
1. Tetaplah kalian diatas jalan lurus dan sunnah Rasul, karena bagi mereka yang menetapi keduanya hingga berlinangan air mata, karena ingat (dzikir) Allah, api neraka selamanya tidak mungkin menyentuhnya.
2. Mereka yang tetap (beramal) disesuaikan dengan sunnah Rasul, dzikir hingga gemetar badanya, karena takut Allah, seperti daun kering berguguran dari dahannya terkena tiupan angin.
3. Beramal secara sederhana (sesuai dengan sunnah Rasul) akan lebih baik daripada meyimpang darinya (sedikit atau banyak).
4. Mudah-mudahan kalian tetap beramal sesuai dengan sunnah Rasul dan sunah (jalan) yang telah dirintis para Nabi terdahulu as.

    Rasul saw bersabda :
    "Bani Israil terpecah belah hingga 70 golongan, sedangkan umat ini akan terpecah sampai 72 golongan diantaranya 71 masuk neraka dan yang di surga hanyalah satu. Mereka bertanya : Siapa kira-kira yang satu itu, ya Rasulullah? Jawabnya : Mereka adalah "AHLUS SNNAH WAL JAMA'AH" yakni yang benar-benar mengerti sunnah Rasul (dan melaksanakannya), dan selalu memelihara kekompakan (persatuan) umat Islam."

    Rasulullah saw bersabda :
"Manusia yang tetap berpegang teguh pada sunnahku (perjalananku), disaat umatku telah rusak, pasti sama pahalanya dengan 100 orang mati syahid." (Al Hadits).

    Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Mas'ud, katanya : "Bagaimana jika fitnah telah mengepung (membudaya), sampai orang tua mendadak berubah (pikun), para pemuda/pemudi semakin rusak, mereka saling berlomba (umumnya manusia), bahkan hal itu dianggap sebagai sunnah, dan anehnya ketika diluruskan (diingatkan) dengan yang hak, bahkan diputar balikkan (yang hak dinyatakan sebagai hal yang munkar). Ada orang bertanya : "Kapankah kira-kira zaman semacan ini tiba (terjadi)? Hai Ibnu Mas'ud? Jawabnya : "Yaitu ketika langka (jarang) orang yang amanah (terpercaya), banyak penguasa (raja), ahli fiqih (ahli hukum agama) sangat sedikit, yang banyak hanyalah qura murahan (pandai baca Qur'an, tetapi menyimpang dari ajaran (isi) kandunganya). Dan amalan akhirat dijadikan alat penarik harta dunia, menuntut ilmu (tujuan sekolah) bukan untuk mempertebal keyakinan (beragama), para tokoh (pimpinan) masyarakat jika ditaati menyesatkan kalian, tetapi kalian akan dihabisi nyawanya jika berani menentangnya.

    Ada orang bertanya : "Bagaimana pendapat (nasehat)mu dalam menghadapi masa seperti itu? Jawabnya : Kalian bersikaplah seperti tikar jelek dalam rumah kalian, jika tidak demikian api nerakalah yang layak bagi kalian. Kemudian oran tadi (yang bertanya) meletakkan tangannya diatas pinggang katanya : "Engkau telah membunuhku hai Ibnu Mas'ud.

    Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah Amr bin Ash, katanya : Rasulullah saw, berkhutbah pada kami, sabdanya : "Hai sekalian para manusia, hormatilah pada shahabatku dan berlaku baiklah terhadap mereka, cintailah kepada mereka, karena mereka adalah sebaik-baik manusia yang kutugaskan ditengah-tengah manusia, dengan demikian kebanyakan manusia beriman kepada Allah dan ajaran-ajaran-Nya yang aku sampaikan, mau mengikuti dan melaksnakannya.

    Kemudian dilanjutkan kepada generasi penerus mereka (yaitu para Tabi'in) dan kepada generasi periode berikutnya (yaitu tabi'it tabi'in) dan mereka itulah yang terbaik, mereka beriman dengan penuh keyakinan, sekalipun mereka tidak bertemu denganku, mereka melaksanakan ajaran Allah penuh kemantapan.

    Akan tetapi sepeninggal mereka (tabi'it tabi'in), pada peride berikutnya bermunculan generasi pengkhianat (menganggap kecil urusan shalat) yang dibesar (bangga) kan adalah melampiaskan nafsu, menuruti syahwat nafsu, tenggelam dalam kemungkaran, jauk dari sunnahku (mengabaikan perintah-perintahku), jika agama selaras dengan kemauan nafsunya itulah yang dianut, segala amal perbuatan mereka hanya dilandasi dengan riya' (mencari muka dan pujian) orang. Mereka berani bersumpah sebelum diminta sumpah, berani menjadi saksi sebelum diminta, ketika diamanati pasti khianat, seringnya berkata dusta, pandai menganjrkan tetapi nol pelaksanaannya, disaat itu "Ilmu lenyap diangkat" dan kesabaran tidak ada pada mereka. Kebodohan dan perzinahan merajalela, tidak lagi orang berperasaan (tidak punya malu), dan tiada yang dapat amanat (terpercaya). Umumnya manusia berbicara bohong, berani durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan ikatan persaudaraan/family, senang berkhayal, akhlak manusia rusak, hubungan bertetangga menjadi buruk semuanya. Saat manusia bebas beragama (melepas agama dengan sangat mudah) seperti anak panah terlepas dari busurnya dan hari kiamat tidak akan terjadi (tiba), kecuali ketika manusia umumnya jadi penjahat.

    Oleh karena itu, jika kalian menghendaki surga (dan kesenangannya), maka berpegang teguhlah pada SUNNAH RASUL dan JAMA'AH UMAT ISLAM, berhati-hatilah dari hal-hal yang serba dianggap modern (baru), karena setiap yang baru adalah bid'ah, dan setiapnya pasti sesat dan Allah tidak akan menghimpun (mempersatukan umat ini dalam kesesatan selamanya (Ingatlah) : "Barang siapa membebaskan diri (enggan melakukan) kewajiban taat, dan berpisah dengan jamaah Umat Islam, menyalahi ajaran dan hukum Allah, maka berarti ia berani berhadapan dengan Allah (kemarahanNya), dan pasti Dia memasukkannya kedalam Neraka".

    Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Irbadl Sariyah Sulamy, katanya : Nasehat Rasulallah saw sangat meresap hingga air mata bercucuran, hati terasa bergetar karenanya, bahkan ada yang mengira bahwa Nasehat ini adalah pesan Beliau saw yang terakhir, yaitu :
"Pesanku kepada kalian : Bertakwalah kepada Allah dan perhatikan benar-benar serta taat (melaksanakan ajaranNya), karena manusia yang hidup sepeninggalku akan ditimpa musibah aneka pertentangan/perselisihan, maka hati-hatilah dari hal-hal yang baru, karena itu adalah sesat. Dan barang siapa hidup di zaman itu maka berpegang teguhlah pada SUNNAHKU dan SUNNAH KHULAFAAUR RAASYIDDIN (merekalah) yang diatas petunjuk dan gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian".

    Dari Abu Sa'id Khudry, Nabi saw bersabda : "Orang yang makan barang halal dan beramal sesuai sunnahku, serta lain orang merasa aman dari gangguannya maka ia masuk surga. Ketika ditanya : Ya Rasull banyak manusia yang berbuat demikian itu. Jawabnya : Nanti akan erjadi pada orang-orang sepeninggalku, tetapi kemudian berkurang dan akhirnya menjadi sedikit".

    Kata Ibnu Mas'ud : Rasul saw membuat garis lurus untukku, sabdanya : Inilah jalan menuju keridhaan Allah, lalu membuat lagi garis-garis lainnya (dikanan kirinya) seraya bersabda : Adapun ini beberapa jalan, yang setiapnya syetan mempromosikannya.
Lalu beliau saw membaca ayat :
Yang artinya :
"Inilah jalan (agama) Ku yang lurus, ikutilah (berjalanlah diatasnya), jangan menggunakan jalan-jalan lainnya, pasti menyimpang jauh dari jalan (agama) Allah. Demikianlah pesan Allah kepada kalian, agar kalian bertakwa (berhati-hati)". (An'am : 153)

    Nabi saw bersabda :
"Setiap sesuatu ada penyakit (perusak)nya, sedangkan perusak agama adalah hawa nafsu".

    Menurut Sya'by : Hawa artinya jatuh dari tempat tinggi, disebut HAWA", karena menjerumuskan pengikut (pelaku)nya kejurang Neraka".

    Aku tidak tahu pasti, nikmat manakah yang lebih besar bagiku : Nikmat petunjuk, hingga aku beragama Islam atau Nikmat taufik Allah, hingga aku selamat dari pengaruh HAWA NAFSU". (Mujahid).

    Dari Abu Dzar, Rasul saw bersabda : "Orang yang menyalahi (keluar) dari jamaah umat Islam, sekalipun hanya sejengkal, berarti lehernya sudah terlepas dari ikatan Islam". (Al Hadits).

    Pesan Uways Qarani kepada Haran Hayyan : "Hati-hati jangan sampai kamu melepaskan diri dari jamaah umat Islam, pasti lepaslah agamamu, dengan tiada terasa, kelak dihari Kiamat dimasukkan Neraka". Mudah-mudahan taufiq Allah senantiasa menyertai kita, dengan karunia dan rahmatNya (WALLAAHHUL MWAAFIQU BIMAN NIHII WA KARAMIHII)

Diambil dari Kitab "Tanbihul Ghafilin" Karya Al Faqih Abu Laits Samarqandi

Kamis, 03 Februari 2011

20 SIFAT-SIFAT ALLAH

Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20, diantaranya:

1. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al-Hadid: 3)
3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman: 26-27)
4. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga dan neraka, dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain.
“ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. “ (QS. Ali-Imran: 2)
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. “ (QS. Al-Anbiya: 22)
7. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt.
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan. Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan dari manusia atau makhluk lainnya.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.
“Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hujurât: 16)
10. Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya.
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255)
11. Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna.
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al-Maidah: 76)
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha Sempurna.
“Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18)
13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “ (QS. An-Nisa: 164)
14. Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al Baqarah: 20).
15. Muridun
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “ (QS.Hud: 107).
16. ‘Alimun
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “ (QS. An Nisa’: 176).
17. Hayyun
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. “ (QS. Al Furqon: 58).
18. Sami’un
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh: 256).
19. Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).
20. Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.