Senin, 06 Juni 2011

Kumpulan Terjemahan Kitab Kuning

Bagi teman-teman yang suka baca kitab kuning tidak usah susah-susah harus belajar nahwu shorof sekarang sudah banyak kitab kuning terjemahan bahasa indonesia.
Dan semoga kitab-kitab ini bermanfaat bagi antum utk menambah wawasan keagamaan antum dan Insya Allah tambah kuat iman dan islam antum.

Kitab-kitabnya bisa didownload dibawah ini :
Riyadhusshalihin-Imaman Nawawi
Tafsir Ibnu Katsir-Juz1
Tafsir Ibnu Katsir-Juz2
Tafsir Ibnu Katsir-Juz3
Tafsir Ibnu Katsir-Juz4
Manajemen Qalbu Melumpuhkan Senjata Syetan
Al-Itisham
Fat Hal Bari.Jilid1
Fat Hal Bari.Jilid2
Fat Hal Bari.Jilid3

Ref : pustaka-darulhikmah.blogspot.com

Minggu, 06 Februari 2011

TENTANG KAMI

MAJELIS AL ADZKAR
Pembina dan Murysid : Al-Mukarom Al-Habib Husen bin Muhammad      Aseggaf
Ketua Majelis       : Fahri Lasasi
Tempat              : Pondek Pesantren Al-Khairaat Komo Luar Lingk-III Manado Sulut
Kegiatan Rutin      : Setiap Malam Sabtu (Dzikir, Pembacaan Maulid, Bedah kitab secara interaktif

===================================

PENGUMUMAN UNTUK SEMUA JAMAAH

PADA TANGGAL 15 FEBRUARI 2011 / 12 RABI'UL AWAL 1432 H MAJELIS AL ADZKAR MENGUNDANG UNTUK MENGHADIRI PERAYAAN DAN PERINGATAN MAULID NABI KITA JUNJUNGAN KITA AL SYAYID WA MAULANA MUHAMMAD SAW DENGAN ACARA PEMBACAAN MAULID DAN TAUSIYAH

Tentang Melaksanakan Sunnah Rasul SAW

      Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Malik, Rasul saw bersabda :
"Sudah kutinggalkan dua pusaka berbobot untuk kalian, pasti kalian tidak akan tersesat (dengan catatan) terus berpegang teguh dengannya yaitu : Kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnahku (hadits-hadits Nabi Saw".

     Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Rasul saw bersabda : "Amalan sedikit adalah sangat baik (ketika sesuai dengan sunnah Rasul), daripada banyak tetapi bid'ah dan setiap bid'ah (tidak sesuai dengan sunnah Rasul) pasti sesat dan setiap kesesatan di neraka tempatnya".

     Hanya ucapan saja tanpa pelaksanaan adalah tidak baik, dan ucapan disertai pelaksanaanpun tidak baik, kecuali disertai dengan niat (tujuan baik), demikian pula "UCAPAN, PELAKSANAAN dan NIAT" masih belum dianggap baik, jika tidak sesuai dengan "SUNNAH RASUL"(demikian kata Hasan).

    Dari Ma'qil Yasar, Rasul saw bersabda : "Ada dua manusia, yang tidak mungkin memperoleh syafaatku, yaitu :
1. Penguasa (pimpinan) yang memberikan undang-undang (peraturan) sangan memberatkan rakyatnya (menganiaya)
2. Orang yang melampaui batas dalam agama, sampai menyimpang dari SUNNAH RASUL

    Ubay Ka'ab dalam nasehatnya sbb :
1. Tetaplah kalian diatas jalan lurus dan sunnah Rasul, karena bagi mereka yang menetapi keduanya hingga berlinangan air mata, karena ingat (dzikir) Allah, api neraka selamanya tidak mungkin menyentuhnya.
2. Mereka yang tetap (beramal) disesuaikan dengan sunnah Rasul, dzikir hingga gemetar badanya, karena takut Allah, seperti daun kering berguguran dari dahannya terkena tiupan angin.
3. Beramal secara sederhana (sesuai dengan sunnah Rasul) akan lebih baik daripada meyimpang darinya (sedikit atau banyak).
4. Mudah-mudahan kalian tetap beramal sesuai dengan sunnah Rasul dan sunah (jalan) yang telah dirintis para Nabi terdahulu as.

    Rasul saw bersabda :
    "Bani Israil terpecah belah hingga 70 golongan, sedangkan umat ini akan terpecah sampai 72 golongan diantaranya 71 masuk neraka dan yang di surga hanyalah satu. Mereka bertanya : Siapa kira-kira yang satu itu, ya Rasulullah? Jawabnya : Mereka adalah "AHLUS SNNAH WAL JAMA'AH" yakni yang benar-benar mengerti sunnah Rasul (dan melaksanakannya), dan selalu memelihara kekompakan (persatuan) umat Islam."

    Rasulullah saw bersabda :
"Manusia yang tetap berpegang teguh pada sunnahku (perjalananku), disaat umatku telah rusak, pasti sama pahalanya dengan 100 orang mati syahid." (Al Hadits).

    Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Mas'ud, katanya : "Bagaimana jika fitnah telah mengepung (membudaya), sampai orang tua mendadak berubah (pikun), para pemuda/pemudi semakin rusak, mereka saling berlomba (umumnya manusia), bahkan hal itu dianggap sebagai sunnah, dan anehnya ketika diluruskan (diingatkan) dengan yang hak, bahkan diputar balikkan (yang hak dinyatakan sebagai hal yang munkar). Ada orang bertanya : "Kapankah kira-kira zaman semacan ini tiba (terjadi)? Hai Ibnu Mas'ud? Jawabnya : "Yaitu ketika langka (jarang) orang yang amanah (terpercaya), banyak penguasa (raja), ahli fiqih (ahli hukum agama) sangat sedikit, yang banyak hanyalah qura murahan (pandai baca Qur'an, tetapi menyimpang dari ajaran (isi) kandunganya). Dan amalan akhirat dijadikan alat penarik harta dunia, menuntut ilmu (tujuan sekolah) bukan untuk mempertebal keyakinan (beragama), para tokoh (pimpinan) masyarakat jika ditaati menyesatkan kalian, tetapi kalian akan dihabisi nyawanya jika berani menentangnya.

    Ada orang bertanya : "Bagaimana pendapat (nasehat)mu dalam menghadapi masa seperti itu? Jawabnya : Kalian bersikaplah seperti tikar jelek dalam rumah kalian, jika tidak demikian api nerakalah yang layak bagi kalian. Kemudian oran tadi (yang bertanya) meletakkan tangannya diatas pinggang katanya : "Engkau telah membunuhku hai Ibnu Mas'ud.

    Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah Amr bin Ash, katanya : Rasulullah saw, berkhutbah pada kami, sabdanya : "Hai sekalian para manusia, hormatilah pada shahabatku dan berlaku baiklah terhadap mereka, cintailah kepada mereka, karena mereka adalah sebaik-baik manusia yang kutugaskan ditengah-tengah manusia, dengan demikian kebanyakan manusia beriman kepada Allah dan ajaran-ajaran-Nya yang aku sampaikan, mau mengikuti dan melaksnakannya.

    Kemudian dilanjutkan kepada generasi penerus mereka (yaitu para Tabi'in) dan kepada generasi periode berikutnya (yaitu tabi'it tabi'in) dan mereka itulah yang terbaik, mereka beriman dengan penuh keyakinan, sekalipun mereka tidak bertemu denganku, mereka melaksanakan ajaran Allah penuh kemantapan.

    Akan tetapi sepeninggal mereka (tabi'it tabi'in), pada peride berikutnya bermunculan generasi pengkhianat (menganggap kecil urusan shalat) yang dibesar (bangga) kan adalah melampiaskan nafsu, menuruti syahwat nafsu, tenggelam dalam kemungkaran, jauk dari sunnahku (mengabaikan perintah-perintahku), jika agama selaras dengan kemauan nafsunya itulah yang dianut, segala amal perbuatan mereka hanya dilandasi dengan riya' (mencari muka dan pujian) orang. Mereka berani bersumpah sebelum diminta sumpah, berani menjadi saksi sebelum diminta, ketika diamanati pasti khianat, seringnya berkata dusta, pandai menganjrkan tetapi nol pelaksanaannya, disaat itu "Ilmu lenyap diangkat" dan kesabaran tidak ada pada mereka. Kebodohan dan perzinahan merajalela, tidak lagi orang berperasaan (tidak punya malu), dan tiada yang dapat amanat (terpercaya). Umumnya manusia berbicara bohong, berani durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan ikatan persaudaraan/family, senang berkhayal, akhlak manusia rusak, hubungan bertetangga menjadi buruk semuanya. Saat manusia bebas beragama (melepas agama dengan sangat mudah) seperti anak panah terlepas dari busurnya dan hari kiamat tidak akan terjadi (tiba), kecuali ketika manusia umumnya jadi penjahat.

    Oleh karena itu, jika kalian menghendaki surga (dan kesenangannya), maka berpegang teguhlah pada SUNNAH RASUL dan JAMA'AH UMAT ISLAM, berhati-hatilah dari hal-hal yang serba dianggap modern (baru), karena setiap yang baru adalah bid'ah, dan setiapnya pasti sesat dan Allah tidak akan menghimpun (mempersatukan umat ini dalam kesesatan selamanya (Ingatlah) : "Barang siapa membebaskan diri (enggan melakukan) kewajiban taat, dan berpisah dengan jamaah Umat Islam, menyalahi ajaran dan hukum Allah, maka berarti ia berani berhadapan dengan Allah (kemarahanNya), dan pasti Dia memasukkannya kedalam Neraka".

    Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Irbadl Sariyah Sulamy, katanya : Nasehat Rasulallah saw sangat meresap hingga air mata bercucuran, hati terasa bergetar karenanya, bahkan ada yang mengira bahwa Nasehat ini adalah pesan Beliau saw yang terakhir, yaitu :
"Pesanku kepada kalian : Bertakwalah kepada Allah dan perhatikan benar-benar serta taat (melaksanakan ajaranNya), karena manusia yang hidup sepeninggalku akan ditimpa musibah aneka pertentangan/perselisihan, maka hati-hatilah dari hal-hal yang baru, karena itu adalah sesat. Dan barang siapa hidup di zaman itu maka berpegang teguhlah pada SUNNAHKU dan SUNNAH KHULAFAAUR RAASYIDDIN (merekalah) yang diatas petunjuk dan gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian".

    Dari Abu Sa'id Khudry, Nabi saw bersabda : "Orang yang makan barang halal dan beramal sesuai sunnahku, serta lain orang merasa aman dari gangguannya maka ia masuk surga. Ketika ditanya : Ya Rasull banyak manusia yang berbuat demikian itu. Jawabnya : Nanti akan erjadi pada orang-orang sepeninggalku, tetapi kemudian berkurang dan akhirnya menjadi sedikit".

    Kata Ibnu Mas'ud : Rasul saw membuat garis lurus untukku, sabdanya : Inilah jalan menuju keridhaan Allah, lalu membuat lagi garis-garis lainnya (dikanan kirinya) seraya bersabda : Adapun ini beberapa jalan, yang setiapnya syetan mempromosikannya.
Lalu beliau saw membaca ayat :
Yang artinya :
"Inilah jalan (agama) Ku yang lurus, ikutilah (berjalanlah diatasnya), jangan menggunakan jalan-jalan lainnya, pasti menyimpang jauh dari jalan (agama) Allah. Demikianlah pesan Allah kepada kalian, agar kalian bertakwa (berhati-hati)". (An'am : 153)

    Nabi saw bersabda :
"Setiap sesuatu ada penyakit (perusak)nya, sedangkan perusak agama adalah hawa nafsu".

    Menurut Sya'by : Hawa artinya jatuh dari tempat tinggi, disebut HAWA", karena menjerumuskan pengikut (pelaku)nya kejurang Neraka".

    Aku tidak tahu pasti, nikmat manakah yang lebih besar bagiku : Nikmat petunjuk, hingga aku beragama Islam atau Nikmat taufik Allah, hingga aku selamat dari pengaruh HAWA NAFSU". (Mujahid).

    Dari Abu Dzar, Rasul saw bersabda : "Orang yang menyalahi (keluar) dari jamaah umat Islam, sekalipun hanya sejengkal, berarti lehernya sudah terlepas dari ikatan Islam". (Al Hadits).

    Pesan Uways Qarani kepada Haran Hayyan : "Hati-hati jangan sampai kamu melepaskan diri dari jamaah umat Islam, pasti lepaslah agamamu, dengan tiada terasa, kelak dihari Kiamat dimasukkan Neraka". Mudah-mudahan taufiq Allah senantiasa menyertai kita, dengan karunia dan rahmatNya (WALLAAHHUL MWAAFIQU BIMAN NIHII WA KARAMIHII)

Diambil dari Kitab "Tanbihul Ghafilin" Karya Al Faqih Abu Laits Samarqandi

Kamis, 03 Februari 2011

20 SIFAT-SIFAT ALLAH

Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20, diantaranya:

1. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al-Hadid: 3)
3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman: 26-27)
4. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga dan neraka, dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain.
“ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. “ (QS. Ali-Imran: 2)
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. “ (QS. Al-Anbiya: 22)
7. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt.
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan. Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan dari manusia atau makhluk lainnya.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.
“Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hujurât: 16)
10. Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya.
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255)
11. Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna.
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al-Maidah: 76)
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha Sempurna.
“Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18)
13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “ (QS. An-Nisa: 164)
14. Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al Baqarah: 20).
15. Muridun
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “ (QS.Hud: 107).
16. ‘Alimun
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “ (QS. An Nisa’: 176).
17. Hayyun
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. “ (QS. Al Furqon: 58).
18. Sami’un
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh: 256).
19. Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).
20. Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.

Minggu, 09 Januari 2011

Hubungan Tuhan dan Jiwa

Jika tuhan itu Esa dan ia ada didalam diri kita semua dan jika kita harus mencarinya di dalam tubuh kita, maka jalan yang menuju ketempat tujuan itu, nyaitu Rumah kita, haruslah Satu.
Kita bahkan tidak dapat membayangkan bahwa bagi umat Kristen ada satu jalan yang menuju ke Rumah Tuhan dan bagi umat Hindu atau sikh atau Islam ada jalan lain yang menuju kepada-Nya.
Mungkin saja ada perbedaan di dalam cara penafsiran kita, pengertian kita, tetapi jalan yang menuju kepada-Nya tidak mungkin ada dua jika kita mencari Dia di dalam, kita akan menemukan jalan yang sama, nyaitu jalan Suara dan Cahaya.
Tetapi, jika kita mencari-Nya di luar, maka kita akan melihat bahwa semua orang mempunyai jalannya masing masing yang barangkali tidak akan sampai kemana mana.
Tetapi, pikiran sendiri takluk di bawah kekuasaan indra. Apapun yang diinginkan oleh indra, pikiran patuh kepadanya dan mengikuti iramanya. Dan perbuatan apapun yang dilakukan pikiran di bawah pengaruh indra, jiwa yang sesungguhnya murni dan tak ternoda itu harus memetik buahnya dan menderita akibatnya.
Suami berkata kepada jiwa :
Wahai jiwa, engkau merana, itu aku tau.
Engkau telah menderita sejak engkau berpisah dari
Sabda dan berteman dengan pikiran
Karena bergaul dengan pikiran yang liar,
Engkau tetap terikat kepada tubuh
Dan terperangkap oleh kenikmatan indrawi.
Para suci mengetahui benar keadaan kita yang menyedihkan. Meraka tahu bahwa kita hidup di alam impian. Karena itu mereka datang untuk mengungkapkan penderitaan dunia yang sebenarnya, mereka mengatakan bahwa ini semua adalah permainnan tuhan, bahwa Ia telah menciptakan segala sesuatu.
Permainan ini dipentaskan diatas panggung impian yang sama sekali tidak nyata, namun demikian, kita terjun ke dalam sandiwara ini dan karena kita melupakan asal usul kita yang sebenarnya, maka kita mengira bahwa dunia ini adalah rumah kita, dan kita saling menjerit, menangis dan tertawa.
Tetapi bila, suatu utang karma kita untuk hidup ini telah lunas, kita berpisah seperti para penyewa rumah penginapan. Kita berpisah satu dengan yang lain setelah menginap untuk waktu yang singkat dan tidak mempunyai hubungan yang kekal dengan siapapun.
Al-Hadiid (57 AYAT 20):
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan di dunia hanyalah permainan, kelalaian, perhiasan dan berbangga-bangga antara kamu, dan berlomba banyak harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan petani-petani, kemudian (tanamannya) menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akherat ada azab yang keras dan ada (pula) ampunan dari Alloh dan keridhoan-Nya. Dan tiadalah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu.
HUBUNGAN PIKIRAN DAN INDRA
Para suci mengatakan bahwa pikiran adalah perintah terbesar pada jalan pengenalan akan Tuhan. Ia bersifat mementingkan diri sendiri menyukai kesenangan dan ia licik. Ia lupa bahwa kehadirannya di dunia ini hanyalah seperti buih yang dapat pecah setiap saat, dan bahwa tubuh yang membungkusnya akhirnya akan musnah.
Kecenderungannya untuk keluar dan turun telah mengikatnya kapada benda benda duniawi yang fana. Semua perbuatannya yang baik maupun yang buruk hanya mengakibatkan jiwa terus menerus mengalami kelahiran dan kematian (inkar nasib). Pikiran adalah musuh yang paling mematikan, namun ia adalah pelayan yang paling berguna. Bila ia sedang liar dan tak terkendalikan dan dibina secara benar, maka kemampuannya tak mengenal batas. Untuk melangkah menuju pembebasan, disarankan agar kita berani “mengubah pikiran, dari musuh menjadi teman”.
Agar dapat menguasa, kita harus mempelajari sifatnya. Secara gegabah dan nekad, pikiran ingin mengalami dan menikmati segala sesuatu. Tetapi, tidak ada satupun yang dapat memuaskan ketamakannya. Perolehan berupa harta dan kekuasaan akan menimbulkan keinginan yang tak ada habisnya.
Semua milik kita menjadi tuan kita dan bukannya budak kita. Semua nafsu itu lambat laun membelengu kita dengan rantai yang kuat dan mengikat kita kepada hal-hal duniawi yang rendah dan mengeraskan hati kita. Meskipun pikiran menyukai kesenangan, tidak ada satu kesenanganpun yang dapat memuaskannya untuk selama lamanya. Ia akan melepaskan yang satu setelah ia lihat atau memperoleh kesenangan lain yang lebih baik.
Karena itu, selama ia tidak menemukan sesuatu yang jauh melebihi kesenangan yang telah ia punyai, maka ia tidak dapat melepaskannya. Jika tidak, ia harus melepaskannya dahulu sebelum ia melekat kepada sesuatu yang lain, maka ia akan memberontak dan melawan, kemudian akan kembali lagi kepada kesenangan dan kenikmatan dengan kekuatan ganda. Keinginan dan idaman kita tak ada habisnya, dan kita harus datang kembali ke dunia ini untuk memenuhinya, bahkan sebelum kita meninggalkan tubuh yang satu, tubuh yang lain sudah siap menanti kita. Pada saat kita hampir bebas dari belenggu yang satu, belenggu yang lain yang lebih erat sudah mengikat kita.
Kita terus menerus digiring oleh malaikat’ulmaut yang tak terlihat itu. Penderitaan apa saja yang tidak kita alami, arus dan pusaran apa saja yang kita tidak hadapi, gelombang dasyat apa saja yang tidak menerjang kita, amukan topan dan badai apa saja yang harus kita hadapi, dan setiap rantai kehidupan kita yang berikutnya adalah lebih kuat dari pada rantai yang sebelumnya. Kasadaran akan kapalsuan sandiwara ini hanya akan datang pada saat kita bangkit – pada saat kematian kita. Pada saat maut menjemput kita, segala sesuatu di dunia ini – teman dan keluarga, harta dan benda, nama dan kemasyhuran, kekayaan dan kepercayaan – akan ditinggalkan.
Setelah itu barulah kita sadar bahwa waktu kita telah kita sia-siakan di dalam maya, nyaitu berusaha untuk memiliki sesuatu yang tidak dapat menganggap maya ini sebagai realitas utama. Kita terus menerus merasa sedih dan tidak bahagia, karena jiwa kita yang terpisah dari ( Tuhan ) selalu rindu akan sumbernya.
Para suci selalu mengatakan bahwa didunia tidak ada kesenangan dan kebahagiaan yang kekal. Dari pada berusaha untuk mencarinya di luar, mereka mengatakan bahwa kita harus berusaha untuk mencari ketenangan dan kebahagiaan itu di dalam diri kita sendiri. Yang akan menjadi penolong sejati kita, pemelihara sejati kita, bukanlah kecintaan akan yang pana, melainkan kecintaan akan yang kekal, karena hanya itu sajalah yang akan memberikan ketenangan yang abadi, di sini maupun di sana.
AL-An’aam ( 6 AYAT 32 )
Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain permainan dan sendagurau belaka, dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, maka apakah kamu tidak memahamminya ?.

Alam Semesta dan Manusia

Menurut Imam Ghozali dalam bukunya HUDAYATUL ISLAM, menerangkan tentang TIGA DZAT tersebut, masing-masing Dzat Sebagai berikut :
1. DZAT 1 dinamakan Nuurul Illahi artinya CAHAYA TUHAN
2. DZAT II dinamakan : NUURUL MUHAMMAD artinya CAHAYA TERPUJI, dikiaskan menjadi UTUSAN TUHAN
3. DZAT III dinamakan : NUURUL INSANI artinya MANUSIA (sukma)
Menurut Alqur’an :
Pada mulanya Alloh menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudra raya, dan Roh Alloh melayang layang di atas permukaan air.
Hari Pertama : Berfirman Alloh : “Jadilah Terang”. Lalu terang itu jadi. Lalu dipisahkannya terang itu dari gelap.
Dan Alloh menamakan terang itu siang dan gelap itu malam.
Jadilah petang dan jadilah pagi.
Hari Kedua : Berfirman Alloh “Jadilah Cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air”. Lalu Alloh menamakan Cakrawala itu Langit
Hari ketiga : Alloh menciptakan darat dan laut.
Berfirman Alloh “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di Bumi.
Hari ke Empat : Berfirman Alloh “Jadilah benda benda penerang pada Cakrawala untuk memisahkan siang dan malam.
Hari Kelima : Alloh berfirman “Hendaklah dalam air berkeliaran makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan diatas bumi melintasi cakrawala”. Maka Alloh menciptakan binatang-binatang liar.
Hari ke Enam : Berfirman Alloh “Baiklah kita menjadikan Manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.
Hari Ke Tujuh : Demikianlah di selesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Alloh pada hari ke Tujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang di buat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ke Tujuh dari segala pekerjaan yang telah di buat-Nya itu. Lalu Alloh memberkati hari ketujuh itu. Karena pada hari itulah Alloh berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya.
Demikianlah riwayat bumi dan langit pada waktu di ciptakan. Ketika Tuhan Alloh menjadikan bumi dan langit belum ada semak apapun di bumi. Belum timbul tumbuh- tumbuhan apapun di padang, sebab Tuhan Alloh belum menurunkan hujuan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu, tetapi ada kabut naik dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu.
Ketika itulah Tuhan Alloh membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah menusia itu menjadi makhlukyang hidup.
Menurut Al-Qur’an
Al-A’raaf (Surat 7 ayat 54)
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia sengaja menciptakan ‘arasy. Dia tutup malam dengan siang yang mengikutinya dengan cepat. Matahari, bulan dan bintang-bintang, tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah, mencipta dan memerintah hanyalah hal Alloh. Maha berkat Alloh,Tuhan semesta alam.
As Sajdah (Surat 32 ayat 4)

Alloh yang menciptakan langit dan bumi dan apa-apa di antara keduanya dalam enam hari. Kemudian Dia berkuasa atas Arasy’. Tiada bagi kamu pelindung dan penolong salain dari Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran ?.
Fushshilat (Surat 41 ayat 9 ~ 13)
Katakanlah, “Sesungguhnya apakah kamu (patut) mengingkari yang menciptakan bumi dalam dua masa, dan kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah tuhan semesta alam.
Dan Dia menjadikan padanya gunung-gunung yang kukuh di atasnya, Dia berkati dan Dia tentukan padanya makanan (sumber-sumber kehidupan) dalam empat masa, (jawaban yang sama bagi orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju (pada penciptaan) langit dan langit itu berupa asap, lalu Dia berkata kepada langit dan bumi “Datanglah kamu berdua dengan patuh atau terpaksa” keduanya berkata, “Kami datang dengan patuh.
Maka Dia jadikan tujuh langit dalam dua masa dan dia mewahyukan kepada tiap tiap urusannya (masing-masing). Dan kami hiasai langit dunia dengan bintang- bintang serta pemeliharaannya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Maka jika mereka berpaling maka katakanlah “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir seperti petir (yang menimpa kaum) Aad dan Tsamud.
Faathir (Surat 35 ayat 11)
Dan Alloh menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia memjadikan kamu berpasangan-pasangan. Tiada seorang perempuan mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan sepengetahuan-Nya. Dan tiada dipanjangkan umur seseorang yang panjang umur dan tidak dikurangi umurnya, melainkan dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Alloh.
Al-Muminuun (Surat 23 ayat 12 ~ 16)
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari tanah.
Kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (Rahim)
Kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami menjadikan tulang-tulang, maka kami balut tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikan satu bentuk yang lain. Maha Suci Alloh, sebaik-baik Pencipta.
Kemudian sesungguhnya kamu sesudah itu pasti mati .Kemudian sesungguhnya kamu dibangkitkan pada hari kiamat. Manusia Ciptaan Tuhan Yang Paling Sempurna
Rasullah bersabda :
“Tuhan menciptakan Adam (manusai) menurut gambaran-Nya (Wajah-Nya) dan yang dimaksud dengan Adam adalah Manusia Pertama dan ia adalah RUH WUJUD. Berkat dia dicipta dalam Gambaran-NYA. Dia menjadikannya khalifah-Nya di muka bumi dan memerintahkan malaikat agar bersujud kepadanya. Andaikata Keindahan-Nya tak bersinar di wajah Adam, Malaikat-malaikat tidak akan pernah bersujud di hadapannya.
Menurut Alqur’an :
Al-Qalam (Surat 68 ayat 4)
Dan sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang mulia).
An-Nisa (Surat 4 ayat 80)
Barang siapa taat kepada Rasul, maka sungguh dia telah taat kapada Alloh, dan barang siapa berpaling, maka kami tidak mengutus engkau sebagai penjaga atas mereka.
At-Tiin (Surat 95 ayat 4)
Sungguh kami menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.
Al-Israa’ (Surat 17 ayat 70)
Dan sungguh kami telah memuliakan keturunan adam, dan kami angkut mereka di daratan dan lautan dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
Nuuh (Surat 71 ayat 17)
Dan Alloh menumbuhkan kamu dari tanah sebaik-baiknya.
Al-Hijr (Surat 15 ayat 29)
Maka apabila Aku telah menyempurnakan dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan) Ku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (menghormat).
Kebanyakan dari kita bertanya kepada diri sendiri “Bagaimana kita sampai datang di dunia seperti kaadaan yang sekarang ini ? dari mana kita datang ? dan kemana kita akan pergi ?
Untuk menjawab pertanyaan yang mendasar ini secara singkat adalah sulit, karena pengalaman cara berfikir kita dalam bidang ini sangat terbatas sehingga kita tidak mampu untuk memahaminya.
Namun demikian, mempelajari buku ini akan memberi cakrawala, pandangan baru dan akan mengembangkan kacakapan luhur kita sedemikian rupa sehingga kita dapat memperoleh kemajuan rohani dan pada suatu hari kita akan mencapai ketinggian di dalam dimana kesadaran serta kekuatan luhur kita akan mulai melihat dan menghargai Susunan Ciptaan Tuhan dan memperoleh jawaban atas segala pertanyaan kita.
Secara garis besar ada tiga kondisi, keadaan atau daerah ciptaan – rohani, bathiniah dan jasmaniah – dengan masing2 bentuk kehidupannya yang sesuai, yang tealh diciptakan dan dipelihara oleh Firman :
“Awal dan Akhir dari semua Ciptaan adalah Shabda” (Radhaswami Dayal)
“Ciptaan, penghancuran dan Penciptaan kembali, semuanya dilakukan oleh Shabda am” (Guru Nanak)
“Penyangga Alam-alam Semesta semua bagian mereka dan semua bentuk yang hidup didalamnya adalah Nam” (Guru Nanak)
“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia (Firman), dalam tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala yang telah di jadikan” (Yohanes 1:3)
Dalam daerah ciptaan yang termurni hanya terdapat jiwa, cahaya dan kasih. Di sana jiwa adalah bagaikan ikan sedangkan firman adalah semudranya, jiwa berada dalam unsur yang sama dengannya. Disanalah tempat tinggal Pencipta Maha Tinggi yang juga merupakan Rumah Sejati kita
Tepat dibawah rohani tersebut terdapat daerah Pikiran yang amat indah di mana jiwa dalam perjalanan turun menggabungkan diri dengan pikiran dan mengenakan penutup berupa tubuh kausal dan astral agar ia dapat berfungsi di daerah tersebut.
Pikiran tampaknya menjadi lebih kuat sedangkan jiwa menjadi lemah. Akhirnya, ketika jiwa bersama-sama dengan pikiran dan penutup lain mencapai daerah yang paling rendah, maka ia mendapatkan tambahan berupa keterbatasan fisik : sebuah penutup jasmani agar ia dapat bertugas di dunia benda.
Disini jiwa tidak dapat diusut jejaknya, pikiran menjadi gelisah serta tidak tenang, dan karena ia telah di kurung dalam tubuh jasmani, ia menciptakan hayalan semua tentang kepribadian yang menyebabkan kita lupa bahwa kita semua adalah satu dengan Pencipta Maha Tinggi.
Di daerah yang lebih rendah, meskipun jiwa ada, namun kekuatan yang memerintah dunia keadaan tersebut adalah pikiran. Disini kita berada dalam daerah kekuasaan suatu kekuatan yang halus dan sangat kuat yang memencilkan jiwa, yang menahan dan menghalanginya untuk kembali ke daerah rohani yaitu tempat asalnya, dan yang tetap mengurungnya dalam daerah pikiran dan benda.
Yang kita sebut sebagai perbuatan jahat dari pikiran agaknya tidak dapat dipercaya oleh sementara orang, tetapi faktanya tetap ada, yaitu bahwa sang pencipta dalam kebijaksanaan- Nya telah menentukan agar supaya daerah ciptaan yang lebih rendah di susun dan diatur oleh kekuatan pikiran–kekuatan negatif-sebagai penentang kekuatan jiwa, yaitu lawannya.
Jadi, meskipun kita masing-masing merupakan seberkas sinar dari Tuhan yang Maha Kuasa, yaitu kasih semesta alam, namun kita dikuasai oleh pikiran selama kita berada dalam daerah ciptaan yang lebih rendah dan begitu kuatnya kuasa pikiran itu, begitu halus cara kerjanya, sehingga sedikit sekali diantara kita yang dapat mempercayai pernyataan Rasul yang begitu sering di ulang-ulang yaitu bahwa musuh terbesar yang menghalangi kemajuan rohani dan penghayatan akan persatuan kita adalah Hawa nafsu (Pikiran)kita.
Kita telah tergoda oleh keinginan. Bahkan sejak masa anak-anak kita telah tertarik dan di pengaruhi oleh keadaan lingkungan kita.
Kemudian nafsu birahi, kemarahan, ketamakan, keterikatan dan kesombongan telah merangsang naluri rendah kita, benda berwujud seperti alcohol, tembakau dan banyak zat perangsang atau pemabuk lain yang memberikan kepuasan fisik sementara kepada indra kita, menjerumuskan kita lebih jauh ke dalam dunia benda, sehingga sifat manusia kita segera berubah menjadi sifat kebinatangan.
Akibatnya, kita harus menerima tubuh binatang untuk memuaskan nafsu binatang kita dan terus menurun lebih rendah, bila perlu bahkan sampai kepada bentuk tumbuh tumbuhan.
Manusia adalah bentuk ciptaan yang paling tinggi,. Tetapi apabila kesempatan untuk lahir dalam bentuk manusia ini tidak di manfaatkan untuk berjuang mati-matian terhadap pengaruh jahat dari pikiran agar segera dapat membebaskan diri kita sendiri dan menemukan kembali jalan yang telah hilang, yang akan membawa kita sekali lagi kepada kaki sang Pencipta, dan dengan demikian berkewajiban untuk menjalani berulang kali bentuk kehidupan yang lebih rendah.
Engkau telah memperoleh tubuh manusia yang tida ada bandingannya, sekarang adalah kesempatan untuk bersatu kembali kepada Tuhan. Semua perjuangan yang lain tak akan berfaedah bagimu. Duduklah di kaki seorang Satguru latihan Nam dan Naiklah untuk mencapai Rumahmu yang Sejati” (Guru Nanak)
“Semua ciptaan berada dalam kesengsaraan, hanya mereka yang mempunyai hubungan dengan Firmanlah yang berbahagia” (Guru Nanak)

Sabtu, 08 Januari 2011

Pengertian Tentang Allah

1. Tuhan berada diluar jangkauan Pikiran dan Akal
Seluruh alam semesta yang tak terhingga terbentang dihadapan mata kita. Tetapi di balik semuanya itu terdapat kekuatan Maha Gaib yang mendalangi semua “Permainan”
bahkan orang-orang tidak percaya akan kebenaran agama dan mengatakan bahwa manusia tiak dapat mengenal bentuk dan sifat Tuhan, mereka tidak meyangkal bahwa kekuatan yang Maha Gaib itu memang ada.
Tetapi kenyataan itu berada di luar jangkauan pikiran dan indra. Karena itu, ia tentu saja menarik kesimpulan bahwa kenyataan itu tidak di pahammi oleh pikiran dan indra. Setiap kejadian duniawi dapat diterangkan dengan akal, tetapi untuk mencapai alam-alam rohani, akal tidak ada gunanya.
Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, Ia Luhur dan mandiri. Seluruh ciptaan menaati perintah- Nya, namun ia bukanlah pelakunya. Ia tak berbentuk. Ia Maha ada dan memelihara segala sesuatu; Ia Pencipta, tak bergerak, Mahakuasa, abadi, penebus dosa, tak terpahamkan, tak terjangkau, tanpa awal, kekal, dan Ia adalah kesadaran murni. Ia abadi, tak terkalahkan, gudang pengetahuan. Ia mandiri, swadaya, Ia lautan kenikmatan dan Ia Maha-ada. Ia merupakan perwujudan Sabda dan Nama-Nya memelihara segala sesuatu.
2. Dimanakah Tuhan itu ?
Orang-orang awam mengira bahwa tuhan bersemayam di balik awan atau di dalam lautan. Jiwa-jiwa yang agung telah menghayati-Nya di dalam hatinya, dan para suci sempurna melihat Dia di mana-mana, di dalam maupun di luar.
Para Suci dan para saleh mengatakan bahwa Ia meresap ke dalam seluruh alam semesta dan bahwa alam semesta hidup di dalam Dia.
Kekuatan itu mahatembus dan ia menggerakkan seluruh Alam Jagad Raya. Dalam ayat-ayat suci, Ia tidak digolongkan ke dalam salah satu bangsa, agama atau masyarakat tertentu. Ia digambarkan sebagai Tuhan seluruh alam semesta. Dikatakan juga bahwa Ia meresap kemana-mana.
Tiada satupun tempat atau benda yang hidup maupun mati yang tidak mengandung sinar- Nya. Alam semesta ini merupakan tubuh-Nya tempat Ia bersemayam. Ia meresapi setiap atom seperti jiwa meresap ke dalam setiap pori tubuh sehingga ia dapat bergerak. Tubuh akan berubah menjadi abu bila jiwa keluar dari padanya.
Dimanakah Tuhan itu? Setelah menciptakan dunia ia tidak berpisah dari padanya, Ia mahakuasa, Ia bersemayam didapam ciptaan dan meresapinya, Ia kekal dan Maha-ada. Kita tidak perlu mencari Dia di hutan belantara. Yang diperlukan ialah mencelikkan mata rohani yang dapat melihat Dia.
Tanpa menghayatinya sendiri, kita tidak dapat memahami fakta itu. Tentu saja kita dapat memahami sesuatu dengan menggunakan contoh.
Kita merupakan partikel-pertikel Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan adalah seperti bagian yang kecil dari keseluruhannya. Tidak ada perbedaan antara gelombang dengan lautan. Tidak ada bedanya antara matahari dengan sinarnya. Tuhan tidak pernah meremehkan kita walaupun hanya sesaat. Ia selalu menjaga kita.
Kita tidak pernah berpisah dari Dia. Ia selalu ada di dalam diri kita dan selalu meresapi jiwa raga kita. Menurut beberapa Ayat suci dan pendapat para Alim Ulama serta Guru Murshid, keberadaan Tuhan adalah sebagai berikut :
1. Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya.
2. tiada pula orang mengatakan : tengoklah, ada disini, atau ada disana, karena kerajaan Alloh itu ada dalam kamu.
3. apa faedahnya untuk lari ke Hutan naik ke Gunung guna mencari tuhan ? Ia bersemayam di dalam dirimu dan meresap ke dalam seluruh jiwa ragamu, akan tetapi Ia terpisah. Tuhan terdapat di dalam dirimu seperti beyangan yang terdapat dalam cermin. Ia ada dalam lubuk hatimu, di sanalah Ia harus di cari.
4. kita harus melihat dengan mata rohani kita dan mendengar suara-Nya dengan telinga rohani kita. Kita harus menembus tirai yang gelap itu di dalam dan memandang kemulian-Nya
5. apabila kita melihat kenyataan dengan mata rohani kita, maka berulah kita menjadi yakin akan kebenaran ajaran para Guru Mushid.
6. suara Tuhan berkumandang dari kubah, tetapi dunia yang sedang tidur tidak mendengarnya, hai khalayak ramai yang masih tetap tuli terhadap panggilan- Nya, pandanglah ke bahagian orang yang telah bangkit rohaninya, yang mendengar Suara Tuhan dan yang telah menggabungkan diri dengan Dia.
7. seorang suci Islam berkata : Tuhan bersemayam di dalam engkau, hai orang bodoh, dan engkau mencari-Nya di dunia luar dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila Tuhan ada di dalam diri kita dan kita mencarinya di tempat yang lain, maka usaha kita akan sia-sia.
8. apapun yang ada di alam semesta ini ada pula di dalam tubuh, dan barang siapa mencarinya di dalam tubuh ini, niscaya ia akan menemukan
Sebelum alam semesta ini tercipta (sebelum ada apa-apa) Dzat yang Maha Esa telah tercipta di Alam Sejati (pusat hidup yang sejati) dalam keadan tenang tentram dan abadi, jadi keadaan Tuhan tidak ada yang mengadakan (bertahta pribadi berdiri sendiri) tiada permulaan dan tiada akhir, tidak membutuhkan tempat dan waktu serta Maha Esa.
Tuhan dapat di pandang sebagai asal mula kesadaran hidup yang tidak terbatas dan tidak bergerak. Di dalamnya terkandung kemampuan yang tidak terbatas ini dalam bahasa asing di sebut : omnipotent, artinya Maha kuasa.
Sesuai dengan keterangan tersebut, Allah berfirman: “Dimanapun kamu berada, Allah selalu bersama-mu dan Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.
Allah mempunyai tiga sifat : Sukma Kawekas (Nuur Alah), Sukam Sejati (Nuur Muhammad), Roh Suci. Ketiga sifat ini tidak dapat di pisah-pisahkan dan tidak dapat di kurangi.
1. SUKMA KAWEKAS, Artinya: Yang menghidupi, yang membuat hidup, yang menyebabkan kita merasa hidup, atau Sumber Hidup
2. SUKMA SEJATI, Artinya: Yang sebenar-benarnya menghadapi jiwa manusia dan melaksanakan Karsa Sukma Kawekas dengan penuh kebijaksanaan, dapat pula disebut Guru Sejati, Penuntun Sejati, sebab pada hakekatnya yang disebut Sukma Sejati itu adalah Af’aal Tuhan, pakarti Tuhan, aktivitas Tuhan, gerak Tuhan
3. ROH SUCI, Artinya: Sifat yang dihidupi atau yang di beri hidup dan yang diberi kekuasaan dalam melaksanakan Karsa Tuhan. Ahli Sufi mengatakan: Roh yang berada dalam tubuh makhluk yang bersifat hidup disebut Nuur Ilahi (Cahaya Tuhan) atau Roh Kudus.

Tambahan keterangan :
1. SUKMA KAWEKAS, yang bersinar pasif itu dapat dimisalkan sebagai matahari yang bersifat pasif juga (diam, tidak bergerak, memancarkan sinarnya)
2. SUKMA SEJATI, yang bersifat aktif menjalankan Karsa Tuhan, dimisalkan matahari yang juga bersifat akrif memancarkan sinarnya
3. ROH SUCI, atau Nuur Tuhan yang kemudian menjadi jiwa manusia yang sejati, dimisalkan panas sinar matahari yang dirasakan oleh makhluk yang menerima sinar matahari yang dirasakan oleh mahluk yang menerima sinar
Keterangan Secara terperinici :
1. SUKMA KAWEKAS, bersifat Karsa, berarti Dzat yang mempunyai Hidup, atau Sumber Hidup yang belum bergerak (masih statis) didalamnya terkandung Karsa.
2. SUKMA SEJATI, bersifat bijaksana, berarti Dzat yng sesungguhnya memberi hidup yang telah bergerak (dinamis) didalamnya terkandung kebijaksanaan.
3. ROH SUCI, bersifat kuasa, berarti Nuur Ilahi (Nuur Dzatullah) yang bersemayam dalam jasmani manusia, diberi kekuasaan untuk melaksanakan Karsa Sukma Kawekas.

Nama sejati Tuhan

Kita semua membicarakan Tuhan, namun kita gagal untuk membedakan antara kata yang dapat diucapkan dan di tulis denga firman sejati yang tak dapat diucapkan dan tak dapat di tulis.
Nama Alloh, Gusti, Hyang Widi, itu dapat di tulis dan di ucapkan,dan asal usulnya dapat kita telusuri.
Tetapi Nama sejati Tuhan, yaitu yang dimaksud oleh semua orang Suci, telah ada sebelum adanya ciptaan, seluruh alam semesta, termasuk waktu dan ruang, telah diciptakan oleh nama itu, dari nama itu.
“ Segala sesuatu yang kita lihat di dunia ini telah di ciptakan oleh Nama”.
Daya cipta ini telah di sebut oleh para suci Islam menyebutnya (Kalam) Firman kun (Perintah)
Pada mulanya adalah firman. Firman itu bersama-sama dengan Alloh, dan firman itu adalah Alloh, ia pada mulanya bersama-sama dengan Alloh, segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Tidak ada bedanya antara sabda itu atau Nama Tuhan dan tuhan sendiri. Tentang nama ini “ antara Nama dan yang dinamakan, tidak ada bedanya. Nama inilah yang dapat melepaskan pikiran dari kesenangan indrawi dan memberikan ke sukacitaan rohani, dan ia mampu membimbing jiwa menuju keselamatan.
Dalam bentuk Sabda (Dalil, Firman) inilah, Tuhan meresap ke dalam seluruh ciptaan. Nama atau sabda itu tidak dapat di temukan di dalam buku-buku maupun ayat suci- mereka hanya mengagungkan Sabda itu. Namun Nama itu sendiri terdapat di dalam diri kita.
Para suci dan wali yang pada zamannya masing masing telah menghayati Tuhan, menerangkan semua pangalaman dan seluk beluk jalan Rohani di dalam ayat-ayat suci mereka guna membimbing kita.
Dari mereka, kita dapat mengetahui semua kesulitan pada jalan rohani dan memperoleh gambaran yang jelas tentang tujuannya, namun kita tidak dapat menghayati Tuhan sekedar membaca buku.
Sekedar membaca ayat-ayat suci atau mendengarkan ajaran para. Suci itu masih belum cukup. Kita harus bisa untuk mempraktekkan ajaran itu dan menempuh sendiri jalan itu.

Sifat Allah
Tuhan dengan sifat-sifat-Nya yang tak terbatas dan tak terhingga, di mana kita mempunyai konsepsi, yakni, Dia adalah tanpa sifat-sifat terbatas seperti yang kita berikan kepada-Nya
Menurut hadts :
“Tuhan, Engkau adalah yang pertama tanpa ada sesuatu yang mendahului Engkau, Engkau yang terakhir, tanpa ada sesuatu sesudah Engkau, Engkau adalah yang nyata tanpa ada sesuatu di atas Engkau, Engkau adalah yang tersembunyi tanpa ada sesuatu di bawah Engkau.
Pada hakekatnya sifat Alloh tidak terbatas. Semua sifat Sempurna adalah sifat Allah atau milik Allah. Menurut ajaran Agama Islam sifat-sifat
Allah yang terdapat pada diri manusia yang sempurna lahirnya (tidak cacat) jumlahnya ada 41 sifat yaitu :
1. 20 Sifat Wajib
2. 20 sifat yang Mustahil
3. 1 Sifat yang Jaiz (Wewenang-Nya, Sifat kekuasaan Mutlak)
Sifat Wajib :
1. Wujud, artinya: Ada. Sifat ini namanya sifat nafsiah artinya: golongan bentuk atau dzat.
2. Qidam, artinya: Terdahulu (tak ada yang mendahului)
3. Baqo’, artinya: Abadi (tidak rusak dan tidak mati selama-lamanya)
4. Mucholafatul lil chawadis, artinya: Berbeda dengan barang baru ialah barang duniawiah.
5. Qiamuhu bi nafsihi, artinya: Bertahta pribadi (tidak ada yang melantik)
6. Wahdaniah, artinya: Satu (Maha Tunggal).
7. Qodrat artinya : Kuasa (kekuasaannya tidak terbatas)
8. Iradat, artinya: Karsa (tak ada sesuatu kejadian di dunia ini yang bukan atas Karsa Tuhan)
9. Ilmu, artinya: Sumber Ilmu (pengetahuan)
10. Hayyat, artinya: Hidup (tak ada yang menghidupi, sumber hidup)
11. Sama’, artinya: Mendengar (tidak dengan alat)
12.Basor, artinya: Mengetahui (tanpa Alat)
13.Kalam, artinya: Bersabda (tanpa alat)
14. Qodiran, artinya: Yang Maha Kuasa (tidak ada yang memberi kuasa)
15.Muridan, artinya Yang mempunyai karsa
16.Aliman, artinya : Yang Mempunyai segala macam ilmu.
17.Chayyan, artinya : Yang Hidup (Sumber Hidup)
18.Sami’an, artinya: Yang Mendengar (baik suara yang terdengar maupun yang tidak)
19.Basiran. Artinya: Mengetahui (baik benda yang terlihat maupun tidak)
20.Mutakallimun, artinya: Yang Bersabda (tidak bersuara tetapi dapat diterima dengan jelas)
Sifat-sifat nomor 2 ~ 6 desebut Sifat Salbiah, artinya mustahil kalua terjadi sebaliknya.
Sifat-sifat nomor 7 ~ 13 disebut Sifat Ma’ani, artinya: yang menempati sifat Nafsiah.
Sifat-sifat nomor 14 ~ 20 disebut Sifat Maknawiyah, artinya yang ditempati sifat Ma’ani. Adapun sifat Mustahil adalah sifat kebalikan daripada 20 sifat wajib diatas.
Sifat Jaiz, Tuhan adalah sifat yang mutlak, artinya: Tuhan tidak terikat pada hukum- hukum dan peraturan-peraturan. Tuhan berwenang berbuat atau bertindak apa saja menurut karsa-Nya.
Tuhan tetap adil dan tetap bijaksana. Selain sifat-sifat tersebut diatas, masih banyak sifat- sifat yang sering didengar oleh masyarakat umum dan juga terdapat dalam Al-Qur’an, ialah : Maha Suci, Maha Murah, Maha Luhur, Maha Mulia dan sebagainya (Surat 76 ayat 25, 30 ~ 31)
Wujud Allah
Allah berfirman
Al-Hadiid (surat 57 ayat 3)
Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang zhohir (nyata) dan yang Bathin (tersembunyi) dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Sesuai dengan sifat-Nya yang pertama ialah Wujud artinya : Ada. Sifat ini namanya sifat Nafsiah, artinya: Golongan bentuk atau Dzat. Adapun Wujud atau Dzat Allah.
Menurut petunjuk (Al-Qur’an)

An-Nuur (Surat 24 ayat 35)

Alloh adalah Cahaya langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti lubang yang dalamnya ada pelita. Pelita itu dalam kaca. Dan kaca itu laksana bintang yang berkilau yang dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati, yaitu minyak zaitun yang bukan ditimur dan tidak juga di barat. Minyaknya hampir menerangi sekalipun tidak di sentuh api. Cahaya Di Atas Cahaya.

Hakikat Cahaya :
1. Nur (Cahaya) yang sebenarnya itu ialah Allah SWT sendiri
2. Sebutan Cahaya bagi selain Dia hanyalah majaz (kiasan). Tak ada Wujud Sebenarnya.
At-Taghabun (64 ayat 8)
Maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rasul-Nya dan Cahaya (Al-Qur’an) yang telah kami turunkan. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
An-Nisa (4 ayat 174)
Hai sekalian manusia ! telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu dan telah kami turunkan kepadamu “CAHAYA” yang terang benderang.
Menurut Pustaka Sasangka Jati :
Tuhan itu satu, tetapi bersifat tiga yang disebut: TRI PURUSA (TIGA SIFAT) yang terdiri dari :
1. SUKMA KAWEKAS (Sukma: Hidup, Kawekas: Tertinggi), Sumber Hidup yang tertinggi. Sumber Hidup. Jadi semua yang hidup asalnya dari Suka Kawekas (dalam agama Islam: Allah Ta’ala) atau Nuurullah.
2. SUKMA SEJATI, ialah merupakan Utusan Tuhan Yang Sejati, utusan yang abadi (dalam agama Islam: Rasul atau Nuur Muhammad).
3. ROH SUCI, merupakan SINAR/CAHAYA percikan dari Tuhan. (Agama Islam: Nuurul Ihsan)
Karena Roh Suci merupakan percikan Cahaya dari Tuhan, maka Tuhan adalah Maha Cahaya, dan kita tidak dapat dipisahkan dengan-Nya. Karena kita berasal dari Tuhan maka kita juga kelak kembali kepada-Nya. (Ina ilahi wa ina ilahi rojium)
Kesimpulan: Apabila kita mempelajari pengertian Tuhan dari berbagai Agama dan Aliran Kepercayaan, mkma semuanya menyimpulkan bahwa: Tuhan adalah Cahaya diatas Cahaya, Maka Cahaya, Sumber Cahaya, dengan demikian semua agama sepakat dengan pengertian bahwa Wujud Allah adalah Cahaya (Nuur).

Al Ambiyaa (Surat 21 ayat 92 ~ 92)
Sesungguhnya (Agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Dan mereka memecah belah urusan Agama di antara sesamanya. Masing – masing mereka akan kembali kepada Kami.

Mengenal Tuhan (Kemana mencari Tuhan?)

Dari manakah kita berasal dan kemanakah kita akan pergi nanti setelah kita mati. Selagi manusia hidup, kita harus berusaha untuk menghayati Jati Diri kita masing-masing.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang memiliki badan jasmani dan rohani serta akal budi. Selain itu manusia harus pula berusaha untuk mengenal dan menemui Sang Penciptanya.
Akhirnya menusia harus berusaha untuk dapat menyatu (Tauhid) dengan Sang Penciptanya (atau dalam bahasa Jawa di kenal dengan istilah (Manunggaling Kawula Lan Gusti) dan Rasululloh Bersabda :
Sabda Nabi :
“Awaludini Ma’rifatullah Ta’alla – Permulaan Pelajaran Agama ialah mengenal Tuhan” pelajaran Agama ialah mengenal Alloh
Allah Berfirman :
Al-Israa (17 ayat 72)
Dan barang siapa yang didunia ini buta (hatinya) maka di akherat dia lebih buta dan tersesat.
Al-Haq (22 ayat 46)
Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dapat mengerti atau telinga yang dapat mendengar ? maka sesungguhnya bukan pandangan (mata) yang buta, tetapi yang buta adalah hatinya yang ada di dalam rongga dadanya.
Adz-Dzaariyaat (Surat 51 ayat 56)
Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Yakni agar mereka bisa mengenal-Ku, namun sebagian besar manusia melalaikan kewajiban ini, kecuali mereka yang terpilih atau di kehendaki Tuhan (Yang di undang – mendapatkan Hidayah dan Kurnia dari Allah SWT)
Yuunus (Surat 10 Ayat 99-100)
Dan kalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang dimuka bumi ini seluruhnya. Apakah engkau hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin ?
Dan tidaklah seseorang beriman malainkan dengan izin Alloh, dan Alloh menimpakan kehinaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Rukun Iman yang pertama dalam Agama Islam mengatakan bahwa kita harus Yakin dan percaya tentang adanya Tuhan.
Namun hanya yakin dan percaya terhadap adanya Tuhan saja tidaklah cukup, kita harus mengenal dan menyaksikan Allah dalam mengimani-Nya.
Asy-Syuuraa (Surat 42 ayat 52)
Dan dengan demikian kami Wahyukan kepadamu Ruh (Al-Quran) dengan perintah kami. Engkau (sebelumnya) tidak mengerti apa kitab dan apa Iman : tetapi kami menjadikan Al-Quran itu Cahaya, yang dengannya kami memberi petunjuk orang- orang yang kami kehandaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya engkau menunjuki kapada jalan yang lurus.
An-Nissa (Surat 4 ayat 174)
Hai sekalian menusia, sungguh telah datang kepadamu bukti kebenaran dari tuhanmu, dan telah kami turunkan kepadamu Cahaya yang terang benderang.
Al-Baqarah (Surat 2 ayat 3)
(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang Gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah kami karuniakan kepada mereka.
Dalam Agama Islam Rukun Islam yang pertama adalah membaca dua kalimah Syahadat : “Ashadu Alla Illaha IlAllah Waashadu Anna Mumammadar Rasulullah” artinya : Aku bersaksi (Menyaksikan) bahwa tiada Tuhan selain Allah (Nuur Allah) dan aku bersaksi (Menyaksikan) bahwa Muhammad (Nuur Muhammad) utusan Allah.
Rasululloh bersabda : Aku telah melihat Tuhanku yang seelok-eloknya rupa yang tiada umpamanya, (Roaitu Robbi Faihsani Suura)
Al-Furqaan (25 ayat 72)
Dan orang –orang yang tidak memberikan kesaksian palsu : dan apabila mereka melalui sesuatu yang sia-sia, mereka melaluinya dengan menjaga kehormatan dirinya.
Al-Baqaarah ( Surat 2 ayat 256) :
Tidak ada paksaan dalam agama (Islam) (karena) sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah, maka barang siapa yang ingkar kepada Thaghut (setan atau apa saja yang disembah selain Alloh) dan beriman kepada Alloh, maka sungguh dia telah berpegang kepada buhulan tali yang kokoh yang tidak akan putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Mengetahui.
Al-Ambiyaa (21 ayat 92-93)
Sesungguhnya inilah Agama kamu, Agama yang satu. Dan Akulah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Dan mereka memecah belah urusan (agama) di antara sesamanya. Masing-masing mereka akan kembali kepada kami.
An-Nashr (110 ayat 1-3)
Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan
Dan engkau melihat manusia masuk ke dalam Agama Alloh berbondong-bondong
Maka bertasbihlah dengan memuji dan mohon ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Alloh berfirman dan Rasululloh bersabda :
Hamba-Ku takan dapat mendekat-Ku, bila hanya menunaikan kewajiban- kewajiban yang aku Fardhukan atasnya. Dan hamba-Ku akan kian dekat dengan- Ku bila mengerjakan amal-amal sunnah, hingga aku mencintainya.
Dan bila aku mencintainya, aku akan menjadi telinganya. Maka ia akan mendengar malalui-Ku, dan menjadi lidahnya, maka ia akan berkata melalui –Ku, dan menjadi tangannya, maka ia akan berbuat melalui-Ku. (Hadits Qudsi).

Kamis, 06 Januari 2011

Tatkala HATI Sedang Bicara

Bismillahirrohmaanirrohiim
Banyak ahli muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya.
"Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali "Hati" hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang (HR Abu Dawud ).
Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.
Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju-mundur, berubah, naik-turun.
Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah fokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu maupun ilham diturunkan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.
"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" (QS 8:24)
"(Jibril) menurunkan wahyu ke dalam hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)
Hati adalah pusat pandangan , pemahaman , dan ingatan ( dzikir )
"Apakah mereka tidak pernah bepergian di muka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk didengarkan ? sebenarnya yang buta bukan mata , melainkan " hati" yang ada di dalam dada." (QS 22:46)
"Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, memahaminya, dan sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya." (QS 18:57 )
"Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Qur'an? atau adakah hati mereka yang terkunci?" (QS 47:24)
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS 18:28)
Iman tumbuh dan bersemayam di dalam hati, begitu juga kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan bahwa perilaku seseorang tidak bisa hanya sekedar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai kepada pusat iman yaitu "hati".
Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab Badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab Badwi) :
"Orang-orang Badwi itu berkata : "kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) "Kamu belum beriman", tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk kedalam hatimu" (QS 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al Qur'an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluapkan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena keIhsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga.
Ia akan selalu berbisik ke dalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan di dunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt :
"Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki "hatinya". Dan Tuhan Maha Mengetahui segala-galanya" (QS 64:11)
"Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam "hatinya" serta dikokohkan pula Ruh dari diri-Nya" (QS 58:22)
"Dan Kami tunjang pula mereka dengan petunjuk, dan Kami teguhkan hati mereka" (QS 18:13-14)
"Dialah yang telah menurunkan ketentraman di dalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya disamping keimanan yang telah ada" (QS 48:4)
Syetan menggantikan kedudukan Allah bersemayam di istana hati manusia yang lalai. Allah akan memalingkan dan menghinakan orang yang lalai akan Allah. Allah akan mengunci dan mematikan hati sehingga ia diberi gelar "binatang ternak!!!" Bahkan lebih sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini maka tertutuplah hati untuk menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak heran jika perbuatannya akan cenderung mengikuti langkah-langkah syetan yang dilarang oleh Allah, syetan menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan menasehati dan membimbing ke jalan yang sesat. Kekejian itu akan menyeruak ke dalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung ke pusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan sihir sang iblis.
Hati menjadi buta.......!!!
Allah berfirman :
"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertai" (QS 43:36)
"Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya tidak seorangpun dari kamu sekalian bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar ) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS 24:21)
Iman dan kafir terletak di dalam hati, Allah telah membeberkan berikut contoh-contohnya antara orang yang dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta perilaku keduanya. Maka keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu sendiri untuk memilih jalan yang sesat ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
Firman Allah :
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-10)
Ayat di atas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat dan menuntunnya ke jalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista ?
Pertama, kita sudah memahami bahwa penyebab utama dari ketidakmampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya setiap doa, adalah tertutupnya mata hati dari NUR ILAHI ".
Kedua, konsentrasikan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain, karena "hati" sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan dengan sungguh-sungguh, dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ... Dialah yang menutup hati kita, membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.
Mari kita perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya, disitu terlihat syetan dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan mungkar. Ia menuntun pikiran untuk menerawang ke angkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan panjang dan melupakannya ketika badan sedang shalat, sedang berwudhu' dan membaca Al Qur'an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapa kali mencoba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusirnya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada dalam fikiran dan bahkan bersemayam di dalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi.... ...
Namun ada yang tidak "MATI", yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah "Bashirah" (QS 75:14),
ia tidak pernah bersekongkol dengan syetan, ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu', kasih sayang dan adil ( lihat tafsir sofwatut tafasir, oleh prof. Ali Assobuni).
Kita harus cepat mendengarkan suara Dia yang selalu mengajak ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi di atas syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (QS 37:8).
Anda bisa merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, Ia berkata lirih ... kenapa kamu berbohong ... Ia tidak tidur tatkala kita tidur ... Ia melihat tatkala kita bermimpi dikejar anjing ... Ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari "RUH-KU".
Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (QS 91:9-10)
Kita kembali kepada persoalan hati ,
Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini ... kerumitan hati yang selalu ragu-ragu ... ketidakmampuan menahan syahwat yang bergolak keras ...
Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya tatkala Julaiha datang menghampiri untuk mengajaknya berbuat mesum ... Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukan keadaan syahwatnya yang terus menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmat-Nya dan memalingkan hatinya, mengangkat kekejian di dalam hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari perbuatan yang dilaknat Allah Swt.
Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahi tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas.
Allah berfirman :
"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih (ikhlash)" (QS 12:24)
Mungkin kita masih ragu-ragu ... apa mungkin kita bisa mendapatkan burhan dan bimbingan Allah dalam menghindari perbuatan keji dan mungkar? Mari kita hindari prasangka yang buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya Allah-lah yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut persoalan yang kita hadapi.
Ketika Allah membuka Hidayah ke dalam "Hati". Hilangkan rasa takut tersesat didalam menempuh jalan ruhani ... bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa melayang menuju Allah ... dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati ... jangan menghadap dengan konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing dan tegang. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah ... biarkan hati bergerak menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud dihadapan-Nya.
Jangan hiraukan kebisingan di luar ... usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang ... sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin didalam kalbu ... kalau anda mengalami pusing dan penat ... berarti cara berdzikirnya menggunakan kosentrasi didalam fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa / hati ...
Mohonlah kepada Allah agar dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju makrifat
Biasanya ... kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyu'an didalam berkomunikasi dengan Allah ... mula-mula hati menjadi sangat terang ... mudah sekali menangis terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya ... kita tidak kuasa membendung air mata ketika shalat ...membaca Al Qur'an dan melihat keagungan Allah yang lain ... hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya ... badan turut berguncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat.
Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing ... perilaku hati yang semula kaku dan cenderung kasar berubah dengan sendirinya ..menjadi lembut ... Yang semula shalat fikiran turut melayang-layang berubah dengan kekhusyu'an dan terasa nikmatnya ... dan seterusnya ...
HAL INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, APABILA KITA HANYA MENJADIKAN ARTIKEL INI SEBAGAI REFERENSI ILMU YANG HANYA UNTUK DIPERDEBATKAN, LALU DISIMPAN DALAM ALMARI ...
Untuk lebih jelasnya mari kita lanjutkan perjalanan kita ini dengan mengikuti bagaimana Allah mengajarkan manusia, binatang, para Nabi dan Rasul. Selanjutnya anda akan saya ajak berguru kepada Yang Maha Mursyid ... Maha Mengetahui, Maha Guru dari segala guru, Yang Maha Sakti. Dialah yang mengajarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya. Dia mengajarkan binatang lebah untuk membuat sarangnya.
Dan ... kepada Dia-lah segala makhluk bergantung ... Dialah Sang Guru Sejati ... Gurunya para Guru ... Gurunya para Nabi dan Rasul … Gurunya para Wali dan Gurunya KITA yang bertaqwa !!!
Subhanallah... semoga bermanfaat....
Salam

Sumber diambil dari : http://www.gagakmas.org/hatibicara.html

Sebuah Pesan

Berkata Syekh ‘Abdul Qadir al-Jilani, jika kita berguru kepada seseorang untuk sampai kepada Alloh, maka ikutilah sarannya ini,

Hendaklah kita berwudhu dengan sempurna, pikiranmu penuh khusyuk, dan matamu jangan memandang selain dari tempat wudhu salah. Setelah itu, barulah kita bershalat. Kita membuka pintu shalat dengan wudhu yang telah kita lakukan sebelumnya, kemudian kita membuka pintu istana Alloh dengan shalat. Apabila kita menyelesaikan shalat, tanyakanlah Alloh melalui bisikan hati, tentang siapakah yang patut kita contoh sebagai pembimbing atau guru kita? Siapakah yang benar benar dapat menyampaikan ajaran Alloh kepada kita? Siapakah orang yang menjadi pilihan-Nya ? Siapakan Khalifah-Nya ? Siapakah Wakil-Nya?

Alloh Maha Pemurah, kelak pertanyaan yang serius itu akan dijawab-Nya. Tanpa ragu lagi bahwa Dia akan mendatangkan ilham kedalam hati kita. Dia akan memberikan petunjuk ke dalam diri kita, yaitu petunjuk yang paling dalam yang disebut Sirr. Alloh akan memberikan kepada kita tanda-tanda atau isyarat yang jelas. Pintu cahaya-Nya akan terbuka untuk kita. Kemudian cahaya itu akan mendorong kita ke jalan yang benar. Ingatlah, siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh mencari, pasti akan mendapatkannya, sebagaimana firman Alloh SWT :

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut:69)

Segala keputusan ada pada diri kita masing-masing, pada hati kita yang diberi cahaya kelak. Kita sendiri yang memutuskan, bukan orang yang akan kita jadikan guru. Bila hati kita telah bulat tertumpu kepada orang itu, maka mulailah berguru kepada padanya. Dialah yang menjadi pilihan Tuhan untuk kita. Jangan peduli tentang hartanya, asal-usul keturunannya, wajah dan perawakannya, cara dan aturan-aturannya, dan apa yang dikatanya. Yang terpenting adalah batin dan hatinya, dan bukan keadaan zahir yang melekat pada dirinya.

Dalam majelis atau bimbingannya, kita tidak perlu tergesa-gesa berbicara dan menarik perhatiannya, Perhatikan kearifan yang bermanfaat yang dikerjakannya terhadap Tuhan. Dia adalah pengajar dan pembimbing, bukan hanya untuk diri nya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Dia hanya penyampai bukti-bukti Ketuhanan.

Hendaknya kita bersedia menerima apa yang Alloh akan sampaikan melalui seseorang bertindak sebagai pembimbing bagi umat. Tumpukanlah perhatian kepadanya. Jangan sekali kali melanggar perintahnya atau melampaui batas-batas yang ditentukannya. Hendaknya kita mendengar kata-katanya dengan penuh khusyuk dan tekun. Jangan sampaikan merasa ragu dan berburuk sangka pada arah bimbinganya, terhadap kata-katanya, dan terhadap perlakuannya, karena semua itu muncul dari dalam ruhaninya, Anggaplah ia lebih dari pada orang lain, dan biarkanlah dia membimbing kita menuju Alloh SWT dalam keadaan tenang dan tentram, asalkan tujuannya mestilah Alloh semata dan bukan gayrullah.
Ikutilah saran-saran ini dengan baik, semoga Alloh akan membimbing kita ke jalan yang menuju pintu-Nya

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS Al-fatihah:6)

Sumber : http://www.gagakmas.org/pesan.html

Rabu, 05 Januari 2011

Mencintai Allah

(Pengajian Syekh Abdul Qodir al-Jailani: 9 Jumadil akhir 545H)

Diriwayatkan dari Nabi Saw :

"Bahwasanya seorang laki-laki datang menghadapnya, lalu berkata, "Aku mencintaimua karena Allah 'Azza wa Jalla." Beliau pun bersabda padanya, Jadikan bala cobaan sebagai jubah, jadikan kefakiran sebagai jubah."

Karena engkau ingin bersifat sepertiku, maka sifatilah dirimu seperti sifatku. Termasuk syarat mahabbah adalah muwafaqah (menurut). Dikisahkan bahwa Abu Bakr ash-Shiddiq ra (rela) memberikan seluruh harta kekayaannya kepada Nabi Saw, karena kesungguhan cintanya kepada beliau. Ia berbuat seperti perbuatannya, dan ikut merasakan kefakiran bersamanya, hingga ia ikut memanggul beban. Ia menurutinya, lahir dan bathin, dalam kesunyian dan juga keramaian, tetapi engkau, hai pembohong! Engkau mengaku cinta pada mereka, sambil mengharap kedekatan dan ebersamaan dengan mereka. Pakailah akal! Ini adalah mahabbah yang bohong belaka. Seorang pencinta tidak akan menyembunyikan apapun dari kekasihnya, bahkan ia akan memberikan segala sesuatu padanya.

Kefakiran sudah melekat pada diri Nabi Saw dan tidak pernah meninggalkanya. Belia bersabda:

"Kefakiran lebih cepat mengantarkanku kepada Zat yang mencintaiku (Allah) daripada aliran air ke muaranya."

'A'isyah rda menuturkan lebih lanjut, "Dunia senantiasa menjadi kotoran yang menyesakkan kami selama Rasulullah Saw masih berada ditengah-tengah kami. Selepas beliau meninggal, dunia mengalir pada kami dengan derasnya."

Jika kafakiran adalah syarat mencintai Rasulullah, maka syarat mencintai Allah adalah bala cobaan. Seorang Sufi menuturkan, "Setiap bala cobaan disertai dengan kesetiaan." Agar tidak dicap hanya mengaku-aku cinta Allah dengan kebohongan, kemunafikan, dan riya', maka cabut kembali klaim dan kebohonganmu. Jangan pernah engkau lintaskan ini dalam kepalamu. Jika engkau datang, maka sedekahlah, jika tidak, maka jangan ikuti kami. Jangan bersikat perlente didepan tukang tukar uang tanpa uang, seban ia tidak akan menerimamu dan malah akan mengeksposmu. Jangan dekati ular dan macan, sebab mereka bisa membinasakanmu. Jangan engkau seorang pawang, bolehlah kau dekati ular itu, dan jika engkau sudah memiliki kekuatan, maka dekatilah macan itu. Jalan menuju al-Haq 'Azza wa Jalla membutuhkan kejujuran (kesungguhan, shidq) dan cahaya makrifat. Dengan kesungguhan, mentari makrifat akan muncul di hati kaum shiddiqin, dan tidak pernah tenggelam, siang maupun malam.

Wahai pemuda, berpalinglah engkau dari orang-orang munafik yang mendapat murka Allah 'Azza wa Jalla. Pakailah akal dan jangan engkau dekat-dengat dengan kebanyakan manusia (ahluzzaman), karena mereka adalah serigala-serigala berbulu domba. Ambillah cermain pikir dan mengacalah. Mohonlah juga pada Allah agar memperlihatkan padamu akan dirimu sendiri dan mereka. Aku telah berpengalaman dengan manusia dan Sang Maha Pencipta. Kutemukan keburukan pada diri manusia, dan kebaikan pada Sang Pencipta. Ya Allah, selamatkanlah kami dari keburukan perilaku mereka dan anugerahkan pada kami kebaikan-Mu di dunia maupu di akhirat.

Aku tidak menginginkan kalian demi kepentinganku, melainkan demi kepentingan kalian sendiri. Aku hanya membuat simpul pada tali kalian, dan aku tidak mengambil apa-apa dari kalian kecuali demi kemaslahatan kalian. Aku sudah memiliki sesuatu yang telah diperuntukkan khusus bagiku dan tidak kubutuhkan apa yang aku ambil dari kalian. Aku hanya tinggal bekerja atau bertawakal pada Allah 'Azza wa Jalla. Aku tak pernah mengharapkan pemberian kalian sebagaimana orang munafik yang riya', berpasrah diri pada kalian dan melupakan Tuhannya. Aku adalah parameter timbangan penghuni bumi (manusia), maka bersikaplah logis dan jangan bermuka manis dihadapanku, sebab aku mengetahui kualitas baik dan rendah kalian berkat pertolongan Allah dan akreditasi-Nya padaku.

Jika engkau menginginkan kebahagiaan, maka jadilah engkau landasan tongkatku, hingga bisa kiketuk-ketuk nadi hawa nafsumu, tabiat, setan, musu-musuhmu, serta kolega-kolega burukmu. Mohonlah pertolongan kepada Tuhanmu dalam menghadapi musu-musuh ini. Si pemenang adalah orang yang bersabar menghadapinya dan si pecundang adalah orang yang menyerah pada mereka. Petaka memang banyak, tetapi muara (rumah) nya hanya satu. Penyakit juga banyak, namun tabibnya hanya satu. Hai, orang-orang yang sakit jiwa, pasrahkanlah dirimu pada seorang tabib. Jangan menuduh mereka atas apa saja yang ia lakukan padamu, karena dia lebih sayang dengan kalian daripada kalian sendiri. Membisulah dihadapannya dan jangan sekali-kali membantahnya, niscaya kalian akan melihat segenap kebaikan di dunia dan akhirat.

Kaum (sufi) senantiasa dalam kondisi diam secara total, mati total, dan keterkejutan total. Jika hal ini telah sempurna mereka jalankan, dan mereka pun masih terus menjalninya, maka Allah akan membuat mereka bicara kembali, sebagaimana Dia membuat bicara benda-benda mati pada hari kiamat. Mereka tidak berbicara kecuali jika dititahkan untuk bicara. Mereka juga tidak mengambil jika tidak diberi. Tidak pula mereka bergembira jika tidak digembirakan. Hati mereka memang sudah menyamai hati para malaikat.

Allah berfirman :
"Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. 66 : 6)

Mereka telah menyamai derajat malaikat, bahkan setingkat lebih tinggi berkat makrifat pada Allah 'Azza wa Jalla dan pengetahuan terhadap-Nya serta terhadap malaikat-Nya. Para pembantu dan pengikut mereka banyak menyerap manfaat dari mereka, sebab terdapat hikmah yang memancarkan deras di hati mereka. Hati mereka terjaga dari segala petaka, karena petaka hanya sampai pada anggota badan, struktur tubuh, dan nafsu mereka, serta tidak pernah sekalipun mencapai hati mereka.

Jika engkau ingin mencapai posisi mereka, maka engkau harus merealisasikan keislaman, meninggalkan dosa-dosa, baik yang kasat mata maupun yang tersembunyi, berlaku warra' secara universal, zuhud menjahi kemubahan duniawi maupun kehalalannya, mereka cukup dengan kemurahan Allah, zuhud juga dalam kemurahan anuegerah-Nya dan merasa cukup (kay) dengan kedekatan-Nya (hingga tak butuh apa-apa). Jikalau rasa cukupmu dengan kedekatan-Nya sudah benar-benar sahih, maka Dia akan mengucurkan anugerah kemurahan-Nya padamu. Dia akan membuka untukmu pintu-pintu bagian-Nya (qadha dan qadar), juga pintu kelembutan, rahmat dan anugerah-Nya. Dia genggam dunia untukmu, lalu membentangkannya seluas-luasnya.

Semua anugerah ini hanya diberikan-Nya pada manusia-manusi pilihan, yaitu para wali dan shiddiqin, karena Dia Maha mengetahui akan ketakwaan mereka. Mereka tidak pernah menyibukkan diri dengan sesuatu sampai terlena melupakan-Nya, namun pada banyak kasus, dunia tergenggam rapat dari mereka (tidak Allah kucurkan pada mereka), karena Dia lebih suka kesunyian total mereka hanya bersama-Nya, kehadiran mereka hanya pada-Nya, dan pencarian mereka untuk-Nya. Jikalau Dia mengurusinya, duduk bersamanya dan lupa melani-Nya. Inilah yang biasa terjadi, sementara hal diatas adalah sesuatu yang jarang terjadi. Adapun yang jarang ini tidak terkait dengan hukum. Nabi Saw termasuk orang yang ditawari dunia, namun tidak sibuk mengurusinya dan lupa melani-Nya. Beliau tidak menoleh pada bagia-bagian (rezeki) dengan segala kesempurnaan zuhud dan penentangan. Beliau pernah ditawari kunci-kunci kekayaan bumi, namun beliau justru mengembalikannya sembari berkata :

"Tuhan, hidupkanlah aku sebagai orang miskin dan matikan aku sebagai orang miskin, serta kumpulkan aku kelak bersama orang-orang miskin."

Zuhud adalah anugerah keshalehan. Jika tidak, maka tidak ada seorangpun yang mampu berzuhud menjauhi bagian (dunia)nya. Seorang mukmin bebas lepas dari beban ambisi (mengumpulkan duniawi), tidak pula rakus dan terburu-buru. Dia berzuhud atas segala sesuatu dengan segenap hatinya dan berpaling darinya dengan segenap nuraninya. Dia hanya sibuk dengan apa yang diperintah kepadanya, dan dia tahu pasti bahwa bagiannya tidak akan lepas darinya, hingga diapun tidak perlu mencarinya. Dia biarkan bagian-bagian (duniawi) berlari mengejar dibelakangnya, merendah dan memohon-mohon padanya untuk menerimanya.

Wahai pemuda! Engkau membutuhkan keimanan yang mengarahkanmu dijalan al-Haq 'Azza wa Jalla, juga keyakinan yang mengokohkan jejak langkahmu disana. Pada awal penempuhanmu dijalan ini, engkau membutuhkan himyan (ikan celana berisi uang sebagai bekal), dan pada akhirnya engkau membutuhkan iman, Bedanya dengan jalan ke Makkah yang dikatakan oleh sebagian kalangan membutuhkan iman dulu, baru himyan, maka jalan yang telah kuisyaratkan diatas membutuhkan himyan dan iman, diawal dan akhir perjalanan.

Sufyan ash-Shawri (semoga Allah mengasihinya) pada awal menuntut ilmu, diperutnya terikat sabuk himyan berisi uang 500 dinar untk keperluan hidup dan belajar, Dia ketuk-ketuk sabuk itu dengan tangannya seraya berkata, "Jika tidak ada engkau, pastilah mereka membuang kita." Setelah diperolehnya ilmu dan makrifat pengetahuan al-Haq 'Azza wa Jalla, maka dia sumbangkan sisa uang yang ada padanya untuk kaum fakir dalam waktu satu hari, seraya berkata, "Jikalau langit adalah besi yang tak mencurahkan hujan, bumi berupa batu cadas yang tak menumbuhkan tanaman dan akupun harus berkonsentrasi mencari rezeki, maka pastilah aku menjadi kafir."

Bekerja dan berinteraksilah dengan sarana sampai imanmu benar-benar kuat, baru setelah itu berpindahlah dari sarana (sabab) pada Pemberi sarana (musabbib). Para Nabi juga bekerja, bermodal, dan berhubungan dengan sarana duniawi pada awal keadaan mereka, baru pada akhirnya, mereka pasrah diri (tawakal). Mereka mensinergikan kerja dan tawakal sebagai awalan dan akhiran, syariat dan hakikat. Hai orang yang tertolah ! Jangan kosongkan tanganmu dari bekerja demi kepasrahan diri (menunggu) apa yang ada ditangan manusia dan membebani mereka. Dengan demikian, engkau telah mengingkari nikmat takdir. Allah 'Azza wa Jalla pun murka besar padamu dan menjauhimu. Tidak bekerja dan mengemis pada manusia adalah siksaan ('uqubah) dari Allah pada seorang hamba. Nabi Sulaiman As, misalnya : Setelah Allah melengserkan tahta kerajaannya, kemudian Dia menghukumnya denga banyak hal, diantaranya mengemis dan meminta-minta. Dulu pada masa pemerintahannya, dia bekerja dan bisa makan dari hasil keringatnya sendiri, namun kemidian al-Haq 'Azza wa Jalla menyempitkan jalan rezeki baginya, hingga dia terpaksa harus meminta-minta. Semua dikarenakan isterinya menyembah patung di rumahnya (Sulaiman) selama 40 hari, maka selama 40 hari juga ia terus mendapat siksaan hari demi hari.

Kaum shaleh tidak memiliki obat keceriaan bagi mendung kesedihan mereka, juga tidak meletakkan beban mereka dan tidak pula memiliki permata kasih dimata mereka serta hiburan bagi musibah mereka, hingga mereka bertemu Tuhan mereka. Pertemuan kaum shaleh dengan Tuhannya meliputi dua jenis ; pertama, pertemuan di dunia, yaitu melalui hati dan nurani kaum shaleh, dan ini termasuk jarang terjadi. Kedua. pertemuan di akhirat. Kaum shaleh baru bisa merasakan kebahagiaan dan keceriaan setelah bertemu dengan Tuhan mereka, meskipun sebelumnya, musibah kesedihan terus-terus menimpa.

(Setelah berbicara tentang nafsu, Syekh Abdul Qadir al-Jailani melanjutkan) :

Wahai pemuda! Cegahlah nafsu dari syahwat kesenangan dan kelezatan. Berilah dia makanan yang suci tanpa najis. Makanan yang suci adalah makanan halal. Adapun makanan yang najis adalah haram. Kemudian tutur Syekh lagi, berilah dia sarapan yang halal hingga dia tidak menjadi sombong, tinggi hati dan kurang ajar. Ya Allah, kenalkanlah kami dengan-Mu hingga kami mengenal-Mu........amin[]



Minggu, 02 Januari 2011

Jangan Berdusta

Jangan Berdusta
Jadilah orang berakal dan jangan berdusta. Engkau berkata, “Aku takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla,” namun mengapa kau takut juga pada selain-Nya. Janganlah takut pada siapapun, baik jin, manusia, maupun malaikat. Jangan takut pula pada apapun, baik hewan yang berbicara maupun yang diam. Jangan takut dengan penderitaan dunia, dan jangan takut pula dengan siksa Akhirat, akan tetapi takutlah pada Sang Pemberi azab siksaan.
Seorang yang berakal tidak akan takut celaan orang disisi Allah ‘Azza wa Jalla. Ia bisu dari bicara selain Allah ‘Azza wa Jalla. Baginya seluruh manusia lemah, sakit dan fakir. Orang seperti dialah yang disebut ulama yang bermanfaat ilmunya, ulama yang mendalami syara’ dan hakekat Islam. Mereka adalah tabib-tabib agama yang (bisa) merakit kembali keretakannya. hai orang yang retak agamanya! Datanglah pada mereka hingga mereka bisa merakit kembali keretakannya. Yang menurunkan penyakit adalah juga yang menurunkan obat. Tentu saja, ia pula yang lebih mengerti tentang kemaslahatan daripada selainnya. Jangan kecam Allah Azza wa Jalla dalam segala tindakan-Nya (fi'il). Nafsu dirimulah yang harus lebih dikecam dan dicela daripada selainnya. Katakan kepada nafsu, bahwa anugerah diperuntukkan bagi yang mentaati dan tongkat (pukulan) diperuntukkan bagi yang mendurhakai (maksiat). Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia akan merampasnya (ikhtiar dan duniawinya), jika memang ia bersabar menghadapinya, maka Dia akan mengangkat derajatnya, membaguskan taraf kehidupannya, memberinya anugerah, dan membuatnya kaya.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kedekatan dengan-Mu tanpa cobaan petaka. Kasihilah kami dalam qadha dan qodar-Mu. Lindungilah kami dari kejahatan orang-orang jahat dan tipu daya kaum durjana. Jagalah kami sebagaimana yang Engkau kehendaki. Kami memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan dalam menjalani agama, dunia dan akhirat, dan kami memohon kepada-Mu tafik untuk melaksanakan amal-amal kesalehan serta keikhlasan dalam beramal... Amin!
Seorang laki-laki bertamu pada Abu Yazid al-Bisthami, kemudian lama menengok ke kanan dan kekiri. Abu Yazid pun menegurnya, "Ada apa gerangan?" Ia menjawab, "Aku ingin mencari tempat bersih untuk melaksanakan shalat." Abu Yazid langsung menukas, "Bersihkan hatimu dulu dan barulah shalat sebagaimana kehendakmu". Memang riya' hanya bisa dideteksi oleh orang-orang yang ikhlas, sebab dulu mereka pernah terjebak didalamnya hingga akhirnya selamat dan lolos darinya. Riya' adalah rintangan ditengah jalan kaum Sufi yang mau tidak mau harus mereka seberangi. Riya', ujub, dan kemunafikan termasuk anak-anak panah setan yang dilemparkan kedalam hati.
Datanglah pada para syekh dan belajarlah dari mereka cara melangkah dijalan yang berujung pada al-Haq 'Azza wa Jalla, sebab jalan tersebut pernah mereka tempuh dan lalui. Tanyakanlah pada mereka ihwal petaka-petaka hawa nafsu dan tabiat, sebab mereka telah merasakan pahitnya petaka-petaka, dan mengetahui bencana-bencana serta kegilaannya. Mereka pernah terlibat didalamnya beberapa waktu, dan satu demi satu berhasil diatasinya, hingga mereka mampu mengalahkan dan menguasai diri mereka.
Jangan terlena dengan hembusan-hembusan (bujuk rayu) setan dalam dirimu, dan jangan kalah oleh panah-panah nafsu, sebab ia (nafsu) melemparimu dengan panah setan dan memang setan tidak dapat menguasaimu kecuali dengan sarana nafsu. Setan jin tidak akan dapat menguasai dirimu kecuali lewat media setan manusia, yaitu nafsu dan kolega-koleganya yang buruk. Memohonlah pada Allah Azza wa Jalla dan mintalah tolong pada-Nya dalam menghadapi musuh-musuh ini, niscaya Dia akan menolongmu. Jika engkau telah menemukan-Nya, lalu engkau lihat pula apa yang ada disisi-Nya dan engkaupun dianugerahi-Nya hal tersebut, maka pulanglah kembali pada keluargamu dan khalayak manusia, serta gandenglah mereka menuju-Nya. Katakan pada mereka, "Bawalah keluargamu semuanya kepadaku," sebagaimana Nabi Yusuf As ketika mendapatkan anugerah kepemilikan dan kerajaan, maka ia pun berkata pada keluarganya :
"Dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (QS 12 : 93)
Orang yang tertolak (al-mahman) adalah orang yang menolak al-Haq Azza wa Jalla dan kehilangan kedekatan bersama-Nya didunia dan akhirat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman dalam beberapa kitab-Nya
"Hai anak Adam! Jika Aku melewatkanmu, maka akan lepas pula (dari)mu segala sesuatu."
Bagaimana al-Haq 'Azza wa Jalla tidak melewatkanmu jika engkau berpaling dari-Nya, dan dari kaum mukmin serta hamba-hamba-Nya yang shaleh, bahkan malah menyakiti mereka dengan ucapan dan tindakanmu, serta menentang mereka secara lahir dan batin.
Nabi Saw bersabda :
"Menyakiti orang mikmin lima belas kali lebih besar dosanya disisi Allah daripada merobohkan Ka'bah dan al-Bayt al-Ma'mur."
Dengarkan, hai orang yang selalu menyakiti kaum fuqara' Allah, padahal mereka adalah orang-orang yang beriman pada-Nya, shaleh demi-Nya, arif mengenal-Nya, dan berpasrah diri pada-Nya. Celakalah kau! Sebentar lagi engkau akan menjadi mayat pucat yang dikeluarkan dari rumahmu, dan kekayaan yang engkau bangga-banggakan akan terbakar ludes tanpa bisa memberimu kemanfaatan apa-apa dan tidak pula mampu melindungimu. [][]