Bagi orang
 yang memiliki dua mata yang mampu memandang kebenaran, cobalah buka 
 kedua matamu pasti kamu akan mengetahui bahwa Wahabiyah adalah 
pendukung pertama penjajahan barat terhadap negara-negara Islam. Tidak 
sampai di sini saja, apabila kamu mengikuti sejarah Muhammad ibn Abdul 
Wahhab dan para pemimpin Wahabiyah setelahnya, kamu tidak akan pernah 
menemukan upaya nyata mereka dalam mensejahterakan umat, menegakkan 
keadilan, mencegah kedzaliman dan melawan kebodohan. Juga andil mereka 
dalam upaya perdamaian dan kesejahteraan. 
Tidak akan
 kamu temukan dalam sejarah mereka kecuali pengkafiran terhadap umat 
Islam dan tuduhan syirik, mewajibkan untuk memerangi mereka serta 
menghalalkan darah dan harta mereka.  Dalam diri mereka yang ada 
hanyalah aqidah tajsim, tasybih, kufur, sesat dan pengingkaran ziarah makam Rasulullah dan makam orang-orang yang shalih
 untuk bertabarruk, dan pengkafiran terhadap orang yang mengatakan: 
“Wahai nabi pembawa rahmat mintakan syafaat untukku kepada Allah!!”. Dan
 mengingkari perayaan maulid nabi yang mulia seperti yang telah biasa 
dilakukan oleh kalangan ahlussunnah, mengharamkan membaca al Qur’an bagi
 umat Islam yang telah meninggal dunia, inilah rutinitas mereka tidak 
ada yang lain. 
Inilah 
satu-satunya tujuan mereka dengan kedok agama mereka menumpahkan darah 
umat Islam yang tidak berdosa, menghalalkan yang haram, dan menyebarkan 
fitnah demi fitnah. Sungguh licik hati mereka penuh dengan kedengkian 
dan kebencian serta suka membuat masalah pada umat.
Bahkan, 
mereka jadikan barat sebagai qiblat dan mereka dukung para penjajah 
untuk menginjak-injak martabat negara-negara Arab dan Islam. Mereka 
adalah kepanjangan tangan musuh-musuh Islam yang dengan semaunya mereka 
permainkan Islam.
Sedangkan 
permusuhan Wahabiyah kepada umat Islam secara gamblang bisa dilihat dari
 fatwa Nashiruddin al Albani ketika memberikan fatwa kepada penduduk 
palestina dengan mewajibkannya keluar dari Palestina, apa kemaslahatan 
dari ini semua? Dan untuk siapa kita tinggalkan Palestina jika kita 
mewajibkan penduduknya meninggalkan Palestina? Berapa harga fatwa ini? 
Orang yang cerdas adalah orang yang memahami isyarat ini. Siapa yang 
membayar al Albani untuk fatwanya ini???
Inilah 
kenyataan dari apa yang telah mereka dilakukan, atau yang sedang mereka 
lakukan juga rencana busuk mereka di masa  mendatang. 
Wahabiyah 
mengklaim bahwa mereka hanya mengikuti Nabi dan tidak membuat bid’ah. 
Aqidah mereka yang telah kita paparkan bersumber dari kitab-kitab mereka
 adalah saksi kebohongan mereka, jelas mereka pembuat bid’ah dalam 
aqidah. Dalam sebagian aqidah Wahabi mengikuti Yahudi, Fir’aun dan 
Hamman terbukti mereka berhujjah dengan aqidah orang-orang ini. Bahkan 
dalam hal menetapkan arah, batasan, tempat, duduk, bergerak, diam, 
berat, timbangan, lisan, mulut kepada Allah, mereka mengambil pernyataan
 Yahudi, Fir’aun dan Hamman. Juga Aqidah Wahabi yang mengatakan Allah 
berada di atas Arsy dengan dzat-Nya, di langit dengan dzat-Nya, Allah 
memiliki kursi di setiap langit untuk tempat dudukNya.
Kami 
menantang mereka, apakah mereka siap untuk menunjukkan siapa yang mereka
 ikuti dalam hal itu? Apabila mereka berbicara atau menulis tidak ada 
yang diikuti oleh mereka dalam hal itu  kecuali Fir’aun, Hamman, Yahudi 
dan Musyabbihahsebagaimana hal itu terlihat jelas, sejelas matahari di siang bolong yang tidak terhalang mendung. Apabila kita
beri waktu
 dari sekarang hingga dunia berakhir mereka tidak akan mampu untuk 
membuktikan satu hurufpun apa yang mereka selewengkan bahwa hal itu 
berdasarkan sabda Nabi, pendapat para sahabat, tabi’in atau dari seorang
 mujtahid Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Jadi 
Aqidah Wahabiyah adalah aqidah  yang rapuh bahkan lebih rapuh dari 
sarang laba-laba. Tidak ada panutan mereka kecuali orang-orang bodoh dan
 kafir yang telah Allah kehendaki bahwa mereka sesat menyesatkan serta 
tidak ada cahaya dalam hati-hati mereka. Jadi Wahabiyah adalah pembawa 
bid’ah dan bukan muttabiah (orang yang mengikuti nabi).
(Fadhoih
 al-Wahabiyah – Syaikh Fathi al-Mishri. Diterjemahkan ke dalam bahasa 
Indonesia dalam buku berjudul “Radikalisme Sekte Wahabiyah”)