Jangan Berdusta
Jadilah orang berakal dan jangan berdusta. Engkau berkata, “Aku takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla,” namun mengapa kau takut juga pada selain-Nya. Janganlah takut pada siapapun, baik jin, manusia, maupun malaikat. Jangan takut pula pada apapun, baik hewan yang berbicara maupun yang diam. Jangan takut dengan penderitaan dunia, dan jangan takut pula dengan siksa Akhirat, akan tetapi takutlah pada Sang Pemberi azab siksaan.
Seorang yang berakal tidak akan takut celaan orang disisi Allah ‘Azza wa Jalla. Ia bisu dari bicara selain Allah ‘Azza wa Jalla. Baginya seluruh manusia lemah, sakit dan fakir. Orang seperti dialah yang disebut ulama yang bermanfaat ilmunya, ulama yang mendalami syara’ dan hakekat Islam. Mereka adalah tabib-tabib agama yang (bisa) merakit kembali keretakannya. hai orang yang retak agamanya! Datanglah pada mereka hingga mereka bisa merakit kembali keretakannya. Yang menurunkan penyakit adalah juga yang menurunkan obat. Tentu saja, ia pula yang lebih mengerti tentang kemaslahatan daripada selainnya. Jangan kecam Allah Azza wa Jalla dalam segala tindakan-Nya (fi'il). Nafsu dirimulah yang harus lebih dikecam dan dicela daripada selainnya. Katakan kepada nafsu, bahwa anugerah diperuntukkan bagi yang mentaati dan tongkat (pukulan) diperuntukkan bagi yang mendurhakai (maksiat). Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia akan merampasnya (ikhtiar dan duniawinya), jika memang ia bersabar menghadapinya, maka Dia akan mengangkat derajatnya, membaguskan taraf kehidupannya, memberinya anugerah, dan membuatnya kaya.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kedekatan dengan-Mu tanpa cobaan petaka. Kasihilah kami dalam qadha dan qodar-Mu. Lindungilah kami dari kejahatan orang-orang jahat dan tipu daya kaum durjana. Jagalah kami sebagaimana yang Engkau kehendaki. Kami memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan dalam menjalani agama, dunia dan akhirat, dan kami memohon kepada-Mu tafik untuk melaksanakan amal-amal kesalehan serta keikhlasan dalam beramal... Amin!
Seorang laki-laki bertamu pada Abu Yazid al-Bisthami, kemudian lama menengok ke kanan dan kekiri. Abu Yazid pun menegurnya, "Ada apa gerangan?" Ia menjawab, "Aku ingin mencari tempat bersih untuk melaksanakan shalat." Abu Yazid langsung menukas, "Bersihkan hatimu dulu dan barulah shalat sebagaimana kehendakmu". Memang riya' hanya bisa dideteksi oleh orang-orang yang ikhlas, sebab dulu mereka pernah terjebak didalamnya hingga akhirnya selamat dan lolos darinya. Riya' adalah rintangan ditengah jalan kaum Sufi yang mau tidak mau harus mereka seberangi. Riya', ujub, dan kemunafikan termasuk anak-anak panah setan yang dilemparkan kedalam hati.
Datanglah pada para syekh dan belajarlah dari mereka cara melangkah dijalan yang berujung pada al-Haq 'Azza wa Jalla, sebab jalan tersebut pernah mereka tempuh dan lalui. Tanyakanlah pada mereka ihwal petaka-petaka hawa nafsu dan tabiat, sebab mereka telah merasakan pahitnya petaka-petaka, dan mengetahui bencana-bencana serta kegilaannya. Mereka pernah terlibat didalamnya beberapa waktu, dan satu demi satu berhasil diatasinya, hingga mereka mampu mengalahkan dan menguasai diri mereka.
Jangan terlena dengan hembusan-hembusan (bujuk rayu) setan dalam dirimu, dan jangan kalah oleh panah-panah nafsu, sebab ia (nafsu) melemparimu dengan panah setan dan memang setan tidak dapat menguasaimu kecuali dengan sarana nafsu. Setan jin tidak akan dapat menguasai dirimu kecuali lewat media setan manusia, yaitu nafsu dan kolega-koleganya yang buruk. Memohonlah pada Allah Azza wa Jalla dan mintalah tolong pada-Nya dalam menghadapi musuh-musuh ini, niscaya Dia akan menolongmu. Jika engkau telah menemukan-Nya, lalu engkau lihat pula apa yang ada disisi-Nya dan engkaupun dianugerahi-Nya hal tersebut, maka pulanglah kembali pada keluargamu dan khalayak manusia, serta gandenglah mereka menuju-Nya. Katakan pada mereka, "Bawalah keluargamu semuanya kepadaku," sebagaimana Nabi Yusuf As ketika mendapatkan anugerah kepemilikan dan kerajaan, maka ia pun berkata pada keluarganya :
"Dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (QS 12 : 93)
Orang yang tertolak (al-mahman) adalah orang yang menolak al-Haq Azza wa Jalla dan kehilangan kedekatan bersama-Nya didunia dan akhirat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman dalam beberapa kitab-Nya
"Hai anak Adam! Jika Aku melewatkanmu, maka akan lepas pula (dari)mu segala sesuatu."
Bagaimana al-Haq 'Azza wa Jalla tidak melewatkanmu jika engkau berpaling dari-Nya, dan dari kaum mukmin serta hamba-hamba-Nya yang shaleh, bahkan malah menyakiti mereka dengan ucapan dan tindakanmu, serta menentang mereka secara lahir dan batin.
Nabi Saw bersabda :
"Menyakiti orang mikmin lima belas kali lebih besar dosanya disisi Allah daripada merobohkan Ka'bah dan al-Bayt al-Ma'mur."
Dengarkan, hai orang yang selalu menyakiti kaum fuqara' Allah, padahal mereka adalah orang-orang yang beriman pada-Nya, shaleh demi-Nya, arif mengenal-Nya, dan berpasrah diri pada-Nya. Celakalah kau! Sebentar lagi engkau akan menjadi mayat pucat yang dikeluarkan dari rumahmu, dan kekayaan yang engkau bangga-banggakan akan terbakar ludes tanpa bisa memberimu kemanfaatan apa-apa dan tidak pula mampu melindungimu. [][]
Seorang yang berakal tidak akan takut celaan orang disisi Allah ‘Azza wa Jalla. Ia bisu dari bicara selain Allah ‘Azza wa Jalla. Baginya seluruh manusia lemah, sakit dan fakir. Orang seperti dialah yang disebut ulama yang bermanfaat ilmunya, ulama yang mendalami syara’ dan hakekat Islam. Mereka adalah tabib-tabib agama yang (bisa) merakit kembali keretakannya. hai orang yang retak agamanya! Datanglah pada mereka hingga mereka bisa merakit kembali keretakannya. Yang menurunkan penyakit adalah juga yang menurunkan obat. Tentu saja, ia pula yang lebih mengerti tentang kemaslahatan daripada selainnya. Jangan kecam Allah Azza wa Jalla dalam segala tindakan-Nya (fi'il). Nafsu dirimulah yang harus lebih dikecam dan dicela daripada selainnya. Katakan kepada nafsu, bahwa anugerah diperuntukkan bagi yang mentaati dan tongkat (pukulan) diperuntukkan bagi yang mendurhakai (maksiat). Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia akan merampasnya (ikhtiar dan duniawinya), jika memang ia bersabar menghadapinya, maka Dia akan mengangkat derajatnya, membaguskan taraf kehidupannya, memberinya anugerah, dan membuatnya kaya.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kedekatan dengan-Mu tanpa cobaan petaka. Kasihilah kami dalam qadha dan qodar-Mu. Lindungilah kami dari kejahatan orang-orang jahat dan tipu daya kaum durjana. Jagalah kami sebagaimana yang Engkau kehendaki. Kami memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan dalam menjalani agama, dunia dan akhirat, dan kami memohon kepada-Mu tafik untuk melaksanakan amal-amal kesalehan serta keikhlasan dalam beramal... Amin!
Seorang laki-laki bertamu pada Abu Yazid al-Bisthami, kemudian lama menengok ke kanan dan kekiri. Abu Yazid pun menegurnya, "Ada apa gerangan?" Ia menjawab, "Aku ingin mencari tempat bersih untuk melaksanakan shalat." Abu Yazid langsung menukas, "Bersihkan hatimu dulu dan barulah shalat sebagaimana kehendakmu". Memang riya' hanya bisa dideteksi oleh orang-orang yang ikhlas, sebab dulu mereka pernah terjebak didalamnya hingga akhirnya selamat dan lolos darinya. Riya' adalah rintangan ditengah jalan kaum Sufi yang mau tidak mau harus mereka seberangi. Riya', ujub, dan kemunafikan termasuk anak-anak panah setan yang dilemparkan kedalam hati.
Datanglah pada para syekh dan belajarlah dari mereka cara melangkah dijalan yang berujung pada al-Haq 'Azza wa Jalla, sebab jalan tersebut pernah mereka tempuh dan lalui. Tanyakanlah pada mereka ihwal petaka-petaka hawa nafsu dan tabiat, sebab mereka telah merasakan pahitnya petaka-petaka, dan mengetahui bencana-bencana serta kegilaannya. Mereka pernah terlibat didalamnya beberapa waktu, dan satu demi satu berhasil diatasinya, hingga mereka mampu mengalahkan dan menguasai diri mereka.
Jangan terlena dengan hembusan-hembusan (bujuk rayu) setan dalam dirimu, dan jangan kalah oleh panah-panah nafsu, sebab ia (nafsu) melemparimu dengan panah setan dan memang setan tidak dapat menguasaimu kecuali dengan sarana nafsu. Setan jin tidak akan dapat menguasai dirimu kecuali lewat media setan manusia, yaitu nafsu dan kolega-koleganya yang buruk. Memohonlah pada Allah Azza wa Jalla dan mintalah tolong pada-Nya dalam menghadapi musuh-musuh ini, niscaya Dia akan menolongmu. Jika engkau telah menemukan-Nya, lalu engkau lihat pula apa yang ada disisi-Nya dan engkaupun dianugerahi-Nya hal tersebut, maka pulanglah kembali pada keluargamu dan khalayak manusia, serta gandenglah mereka menuju-Nya. Katakan pada mereka, "Bawalah keluargamu semuanya kepadaku," sebagaimana Nabi Yusuf As ketika mendapatkan anugerah kepemilikan dan kerajaan, maka ia pun berkata pada keluarganya :
"Dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (QS 12 : 93)
Orang yang tertolak (al-mahman) adalah orang yang menolak al-Haq Azza wa Jalla dan kehilangan kedekatan bersama-Nya didunia dan akhirat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman dalam beberapa kitab-Nya
"Hai anak Adam! Jika Aku melewatkanmu, maka akan lepas pula (dari)mu segala sesuatu."
Bagaimana al-Haq 'Azza wa Jalla tidak melewatkanmu jika engkau berpaling dari-Nya, dan dari kaum mukmin serta hamba-hamba-Nya yang shaleh, bahkan malah menyakiti mereka dengan ucapan dan tindakanmu, serta menentang mereka secara lahir dan batin.
Nabi Saw bersabda :
"Menyakiti orang mikmin lima belas kali lebih besar dosanya disisi Allah daripada merobohkan Ka'bah dan al-Bayt al-Ma'mur."
Dengarkan, hai orang yang selalu menyakiti kaum fuqara' Allah, padahal mereka adalah orang-orang yang beriman pada-Nya, shaleh demi-Nya, arif mengenal-Nya, dan berpasrah diri pada-Nya. Celakalah kau! Sebentar lagi engkau akan menjadi mayat pucat yang dikeluarkan dari rumahmu, dan kekayaan yang engkau bangga-banggakan akan terbakar ludes tanpa bisa memberimu kemanfaatan apa-apa dan tidak pula mampu melindungimu. [][]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar