Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Malik, Rasul saw bersabda :
"Sudah kutinggalkan dua pusaka berbobot untuk kalian, pasti kalian tidak akan tersesat (dengan catatan) terus berpegang teguh dengannya yaitu : Kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnahku (hadits-hadits Nabi Saw".
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Hasan, Rasul saw bersabda : "Amalan sedikit adalah sangat baik (ketika sesuai dengan sunnah Rasul), daripada banyak tetapi bid'ah dan setiap bid'ah (tidak sesuai dengan sunnah Rasul) pasti sesat dan setiap kesesatan di neraka tempatnya".
Hanya ucapan saja tanpa pelaksanaan adalah tidak baik, dan ucapan disertai pelaksanaanpun tidak baik, kecuali disertai dengan niat (tujuan baik), demikian pula "UCAPAN, PELAKSANAAN dan NIAT" masih belum dianggap baik, jika tidak sesuai dengan "SUNNAH RASUL"(demikian kata Hasan).
Dari Ma'qil Yasar, Rasul saw bersabda : "Ada dua manusia, yang tidak mungkin memperoleh syafaatku, yaitu :
1. Penguasa (pimpinan) yang memberikan undang-undang (peraturan) sangan memberatkan rakyatnya (menganiaya)
2. Orang yang melampaui batas dalam agama, sampai menyimpang dari SUNNAH RASUL
Ubay Ka'ab dalam nasehatnya sbb :
1. Tetaplah kalian diatas jalan lurus dan sunnah Rasul, karena bagi mereka yang menetapi keduanya hingga berlinangan air mata, karena ingat (dzikir) Allah, api neraka selamanya tidak mungkin menyentuhnya.
2. Mereka yang tetap (beramal) disesuaikan dengan sunnah Rasul, dzikir hingga gemetar badanya, karena takut Allah, seperti daun kering berguguran dari dahannya terkena tiupan angin.
3. Beramal secara sederhana (sesuai dengan sunnah Rasul) akan lebih baik daripada meyimpang darinya (sedikit atau banyak).
4. Mudah-mudahan kalian tetap beramal sesuai dengan sunnah Rasul dan sunah (jalan) yang telah dirintis para Nabi terdahulu as.
Rasul saw bersabda :
"Bani Israil terpecah belah hingga 70 golongan, sedangkan umat ini akan terpecah sampai 72 golongan diantaranya 71 masuk neraka dan yang di surga hanyalah satu. Mereka bertanya : Siapa kira-kira yang satu itu, ya Rasulullah? Jawabnya : Mereka adalah "AHLUS SNNAH WAL JAMA'AH" yakni yang benar-benar mengerti sunnah Rasul (dan melaksanakannya), dan selalu memelihara kekompakan (persatuan) umat Islam."
Rasulullah saw bersabda :
"Manusia yang tetap berpegang teguh pada sunnahku (perjalananku), disaat umatku telah rusak, pasti sama pahalanya dengan 100 orang mati syahid." (Al Hadits).
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Mas'ud, katanya : "Bagaimana jika fitnah telah mengepung (membudaya), sampai orang tua mendadak berubah (pikun), para pemuda/pemudi semakin rusak, mereka saling berlomba (umumnya manusia), bahkan hal itu dianggap sebagai sunnah, dan anehnya ketika diluruskan (diingatkan) dengan yang hak, bahkan diputar balikkan (yang hak dinyatakan sebagai hal yang munkar). Ada orang bertanya : "Kapankah kira-kira zaman semacan ini tiba (terjadi)? Hai Ibnu Mas'ud? Jawabnya : "Yaitu ketika langka (jarang) orang yang amanah (terpercaya), banyak penguasa (raja), ahli fiqih (ahli hukum agama) sangat sedikit, yang banyak hanyalah qura murahan (pandai baca Qur'an, tetapi menyimpang dari ajaran (isi) kandunganya). Dan amalan akhirat dijadikan alat penarik harta dunia, menuntut ilmu (tujuan sekolah) bukan untuk mempertebal keyakinan (beragama), para tokoh (pimpinan) masyarakat jika ditaati menyesatkan kalian, tetapi kalian akan dihabisi nyawanya jika berani menentangnya.
Ada orang bertanya : "Bagaimana pendapat (nasehat)mu dalam menghadapi masa seperti itu? Jawabnya : Kalian bersikaplah seperti tikar jelek dalam rumah kalian, jika tidak demikian api nerakalah yang layak bagi kalian. Kemudian oran tadi (yang bertanya) meletakkan tangannya diatas pinggang katanya : "Engkau telah membunuhku hai Ibnu Mas'ud.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah Amr bin Ash, katanya : Rasulullah saw, berkhutbah pada kami, sabdanya : "Hai sekalian para manusia, hormatilah pada shahabatku dan berlaku baiklah terhadap mereka, cintailah kepada mereka, karena mereka adalah sebaik-baik manusia yang kutugaskan ditengah-tengah manusia, dengan demikian kebanyakan manusia beriman kepada Allah dan ajaran-ajaran-Nya yang aku sampaikan, mau mengikuti dan melaksnakannya.
Kemudian dilanjutkan kepada generasi penerus mereka (yaitu para Tabi'in) dan kepada generasi periode berikutnya (yaitu tabi'it tabi'in) dan mereka itulah yang terbaik, mereka beriman dengan penuh keyakinan, sekalipun mereka tidak bertemu denganku, mereka melaksanakan ajaran Allah penuh kemantapan.
Akan tetapi sepeninggal mereka (tabi'it tabi'in), pada peride berikutnya bermunculan generasi pengkhianat (menganggap kecil urusan shalat) yang dibesar (bangga) kan adalah melampiaskan nafsu, menuruti syahwat nafsu, tenggelam dalam kemungkaran, jauk dari sunnahku (mengabaikan perintah-perintahku), jika agama selaras dengan kemauan nafsunya itulah yang dianut, segala amal perbuatan mereka hanya dilandasi dengan riya' (mencari muka dan pujian) orang. Mereka berani bersumpah sebelum diminta sumpah, berani menjadi saksi sebelum diminta, ketika diamanati pasti khianat, seringnya berkata dusta, pandai menganjrkan tetapi nol pelaksanaannya, disaat itu "Ilmu lenyap diangkat" dan kesabaran tidak ada pada mereka. Kebodohan dan perzinahan merajalela, tidak lagi orang berperasaan (tidak punya malu), dan tiada yang dapat amanat (terpercaya). Umumnya manusia berbicara bohong, berani durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan ikatan persaudaraan/family, senang berkhayal, akhlak manusia rusak, hubungan bertetangga menjadi buruk semuanya. Saat manusia bebas beragama (melepas agama dengan sangat mudah) seperti anak panah terlepas dari busurnya dan hari kiamat tidak akan terjadi (tiba), kecuali ketika manusia umumnya jadi penjahat.
Oleh karena itu, jika kalian menghendaki surga (dan kesenangannya), maka berpegang teguhlah pada SUNNAH RASUL dan JAMA'AH UMAT ISLAM, berhati-hatilah dari hal-hal yang serba dianggap modern (baru), karena setiap yang baru adalah bid'ah, dan setiapnya pasti sesat dan Allah tidak akan menghimpun (mempersatukan umat ini dalam kesesatan selamanya (Ingatlah) : "Barang siapa membebaskan diri (enggan melakukan) kewajiban taat, dan berpisah dengan jamaah Umat Islam, menyalahi ajaran dan hukum Allah, maka berarti ia berani berhadapan dengan Allah (kemarahanNya), dan pasti Dia memasukkannya kedalam Neraka".
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Irbadl Sariyah Sulamy, katanya : Nasehat Rasulallah saw sangat meresap hingga air mata bercucuran, hati terasa bergetar karenanya, bahkan ada yang mengira bahwa Nasehat ini adalah pesan Beliau saw yang terakhir, yaitu :
"Pesanku kepada kalian : Bertakwalah kepada Allah dan perhatikan benar-benar serta taat (melaksanakan ajaranNya), karena manusia yang hidup sepeninggalku akan ditimpa musibah aneka pertentangan/perselisihan, maka hati-hatilah dari hal-hal yang baru, karena itu adalah sesat. Dan barang siapa hidup di zaman itu maka berpegang teguhlah pada SUNNAHKU dan SUNNAH KHULAFAAUR RAASYIDDIN (merekalah) yang diatas petunjuk dan gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian".
Dari Abu Sa'id Khudry, Nabi saw bersabda : "Orang yang makan barang halal dan beramal sesuai sunnahku, serta lain orang merasa aman dari gangguannya maka ia masuk surga. Ketika ditanya : Ya Rasull banyak manusia yang berbuat demikian itu. Jawabnya : Nanti akan erjadi pada orang-orang sepeninggalku, tetapi kemudian berkurang dan akhirnya menjadi sedikit".
Kata Ibnu Mas'ud : Rasul saw membuat garis lurus untukku, sabdanya : Inilah jalan menuju keridhaan Allah, lalu membuat lagi garis-garis lainnya (dikanan kirinya) seraya bersabda : Adapun ini beberapa jalan, yang setiapnya syetan mempromosikannya.
Lalu beliau saw membaca ayat :
Yang artinya :
"Inilah jalan (agama) Ku yang lurus, ikutilah (berjalanlah diatasnya), jangan menggunakan jalan-jalan lainnya, pasti menyimpang jauh dari jalan (agama) Allah. Demikianlah pesan Allah kepada kalian, agar kalian bertakwa (berhati-hati)". (An'am : 153)
Nabi saw bersabda :
"Setiap sesuatu ada penyakit (perusak)nya, sedangkan perusak agama adalah hawa nafsu".
Menurut Sya'by : Hawa artinya jatuh dari tempat tinggi, disebut HAWA", karena menjerumuskan pengikut (pelaku)nya kejurang Neraka".
Aku tidak tahu pasti, nikmat manakah yang lebih besar bagiku : Nikmat petunjuk, hingga aku beragama Islam atau Nikmat taufik Allah, hingga aku selamat dari pengaruh HAWA NAFSU". (Mujahid).
Dari Abu Dzar, Rasul saw bersabda : "Orang yang menyalahi (keluar) dari jamaah umat Islam, sekalipun hanya sejengkal, berarti lehernya sudah terlepas dari ikatan Islam". (Al Hadits).
Pesan Uways Qarani kepada Haran Hayyan : "Hati-hati jangan sampai kamu melepaskan diri dari jamaah umat Islam, pasti lepaslah agamamu, dengan tiada terasa, kelak dihari Kiamat dimasukkan Neraka". Mudah-mudahan taufiq Allah senantiasa menyertai kita, dengan karunia dan rahmatNya (WALLAAHHUL MWAAFIQU BIMAN NIHII WA KARAMIHII)
Diambil dari Kitab "Tanbihul Ghafilin" Karya Al Faqih Abu Laits Samarqandi